in

Terbukti Bunuh Suami, Wanita Ini Dieksekusi Anaknya Sendiri

Putrinya menjadi algojo untuk dirinya yang dijatuhi hukuman gantung

CakapCakap – Cakap People, apapun motifnya namun pembunuhan merupakan tindak kejahatan yang harus mendapatkan hukuman setimpal. Tampaknya hal itulah yang ingin ditunjukkan oleh pengadilan Iran terhadap wanita yang membunuh suaminya ini.

Seorang wanita dari negara tersebut dieksekusi mati oleh darah dagingnya sendiri. Eksekusi itu terjadi lantaran ia terbukti membunuh suaminya.

Sudah Dipenjara 10 Tahun

Diberi hukuman atas dakwaan qisas. Gambar via pikiran-rakyat.com

Wanita bernama Maryam Karimi dihukum mati dengan cara digantung. Ia menyebut jika suaminya suka menyiksanya dengan bantuan ayahnya.

Setelah di bui selama 10 tahun, wanita tersebut akhirnya dieksekusi pada 13 Maret lalu di Penjara Pusat Rasht. Dilansir Kompas dari Iran International TV, putri Maryam turut ikut serta dalam proses eksekusi mati terhadap ibunya itu.

Saat insiden pembunuhan terjadi, anak Maryam berusia 6 tahun. Ia menolak untuk mengampuni atau menerima ‘Diya’ (uang darah) dari sang ibu.

Maryam lantas dihukum mati pasca terbukti atas dakwaan Qisas, yang secara harfiah berarti ‘mata ganti mata’. Berdasarkan Qisas, kerabat korban wajib hadir ketika eksekusi berlangsung, bahkan mereka sendiri yang harus melakukan eksekusi tersebut.

Menurut sumber pada lembaga HAM setempat, sejak peristiwa pembunuhan tersebut putri Maryam berada dalam pengasuhan keluarga mendiang ayahnya. Selama 13 tahun lamanya, keluarga si ayah menyebut jika kedua orang tuanya telah wafat.

Tetapi mereka akhirnya memutuskan guna memberi tahu kebenaran pada si anak beberapa minggu sebelum eksekusi dilakukan demi mempersiapkan mentalnya. Direktur Iran Human Rights, Teheran, Mahmood Amiry-Moghddam menyebut, menjadikan putri Maryam sebagai algojo untuk ibunya sendiri.

Termasuk Hukuman Ekstrem

Hukuman yang diberikan oleh pengadilan Iran cukup ekstrem. Gambar via minews.id

Pasca hukuman mati dilakukan, ayah Maryam yang bernama Ebrahim pun didatangkan guna melihat jenazah putrinya.

Namun insiden itu seolah ditanggapi sinis oleh aktivis sekaligus jurnalis Aram Bolandpaz. Menurutnya eksekusi pada Maryam merupakan bentuk kemenangan dari laki-laki.

Ia menyebut jika selama 4 dekade lamanya, pemerintah setempat seperti mencuci otak para pelajar dengan memberlakukan hukuman yang ekstrem.

“Anak Maryam dibesarkan untuk memastikan eksekusi terhadap ibunya adalah kemenangan bagi kaum pria,” jelasnya dengan nada mengecam.

Insiden tersebut tentu sangat disayangkan Cakap People. Namun setiap negara memiliki peraturannya masing-masing bukan?

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Miris! Gadis Berusia 7 Tahun Jadi Korban Tembak Termuda Oleh Aparat Myanmar, Mati Saat Berlari ke Ayahnya

Melalui Telepon Angin, Warga Jepang ‘Berbicara’ dengan Keluarganya yang Sudah Meninggal