in

Setelah Ledakan Kasus Corona, Puluhan Ribu Pengungsi Rohingya dipindah ke Bangladesh

Hal ini dikarenakan jumlah kasus corona meningkat drastis di pemukiman yang sebelumnya dijadikan tempat pengungsian mereka.

CakapCakap – Otoritas Bangladesh menyampaikan bahwa sektar 15.000 pengungsi Rohingya kini dipindahkan dan dikarantina di kamp-kamp pengungsian besar. Hal ini dikarenakan jumlah kasus corona meningkat drastis di pemukiman yang sebelumnya dijadikan tempat pengungsian mereka. Para ahli kesehatan sejak lama telah memperingatkan bahwa persebaran corona sangat berpotensi terjadi dengan sangat cepat di pemukiman masyarakat yang sangat padat, termasuk di pengungsian Rohingya yang menampung hampir satu juta pengungsi.

Guna menutup kemungkinan virus masuk ke area pengungsian, para pejabat negara telah memberlakukan pembatasan besar pergerakan di area kamp pengungsian tersebut sejak April 2020. Tetapi sayangnya kasus pertama tiba-tiba muncul di pengungsian pada pertengahan Mei 2020. Sungguh kasus yang tidak dapat diprediksi, padahal pihak pemerintah sudah melakukan pembatasan besar-besaran.

Kondisi Kamp Pengungsian Rohingya di Bangladesh

Kini ketika sudah banyak pasien yang muncul dari kamp pengungsian Rohingya, pemerintah setempat mengungkapkan bahwa sebagian besar pasien tidak menunjukkan gejala apapun. Walaupun demikian, pemerintah cepat membawa mereka ke area isolasi, dan juga mengkarantina orang terdekat dari kasus tersebut, termasuk keluarganya. Selain itu, pemerintah juga langsung menutup jalan-jalan ke tiga distrik pengungsian, hingga jalan-jalan kecil sekalipun.

Pada awal minggu ini, 25 Mei 2020, Bangladesh mencatat rekor harian lonjakan kasus corona, yakni sampai 1.975 kasus infeksi baru. Padahal pada awal April 2020 kemarin, otoritas Bangladesh sudah sekuat tenaga memberlakukan penutupan total sejumlah distrik, yang didalamnya tinggal pengungsi Rohingya juga.

Ancaman Corona di Kamp Pengungsian Rohingya

Keadaan disana diperburuk dengan pengetahuan para pengungsi tentang corona sangatlah minim. Beberapa pekerja mengatakan bahwa ada ketakutan dan kepanikan selama bekerja di sekitar mereka, karena tidak adanya alat pelindung diri yang memadai. Apalagi dengan kepadatan penduduk disana, dipastikan bahwa kondisi seperti itu bisa mempercepat penyebaran virus. Pemerintah bahkan menutup akses internet juga dengan alasan untuk memerangi penyelundupan narkoba dan penjahat lainnnya. Dengan kondisi seperti ini, pengungsi dan penduduk disana sangatlah sulit untuk mengakses banyak informasi penting tentang corona.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Dilarang Berteriak saat Naik Rollercoaster di Universal Studios Jepang! Kenapa?

Berani Palsukan SIKM, Pengguna Kendaraan Bakal Kena Denda Rp 12 miliar