in ,

Tiga juta Sampah Masker Setiap Menit: Bagaimana COVID-19 ‘Mencekik’ Planet Ini?

Jika jumlah masker dan sarung tangan itu diletakkan bersebelahan, itu bisa menutupi area kira-kira tiga kali luas Singapura.

CakapCakapCakap People! Dengan mengenakan masker yang menutupi mulut dan hidung, dapat menyelamatkan banyak nyawa di tengah krisis COVID-19. Tetapi tahukah kamu bahwa lonjakan penggunaan masker sekali pakai dapat menyebabkan masalah lingkungan yang berkembang yang dapat berlangsung lebih lama daripada pandemi itu sendiri?

Memakai masker di tempat umum telah menjadi norma di sebagian besar negara, seiring dunia terus berjuang untuk mencegah pandemi COVID-19.

Ilustrasi masker bedah sekali pakai. [Foto via Pixabay]

Menurut laporan The Straits Times, Sabtu, 9 Januari 2021, para ahli saat ini memperkirakan bahwa setiap bulan, ada 129 miliar masker wajah dan 65 miliar sarung tangan digunakan dan dibuang secara global. Dengan masker bedah yang beratnya kira-kira 3,5 gram, itu sama dengan 451.500 ton masker sebulan dan, jika jumlah masker dan sarung tangan itu diletakkan bersebelahan, itu bisa menutupi area kira-kira tiga kali luas Singapura.

Para konservasionis dan organisasi non-pemerintah atau NGO semakin prihatin bahwa banyak sampah plastik, terutama sampah terkait pandemi, berakhir di tempat pembuangan sampah, saluran air dan lautan, menambah jutaan ton sampah plastik yang telah dibuang ke lautan dunia setiap tahun.

“Tidak diragukan lagi, peralatan terkait pandemi seperti sarung tangan dan masker merusak kehidupan laut. Burung laut, penyu, dan hewan laut lainnya dapat terjerat dalam masker plastik, atau tersedak masker dan sarung tangan yang berakhir di sepanjang garis pantai atau di air,” kata DR George Leonard, Kepala Ilmuwan di Ocean Conservancy, seperti dikutip The Straits Times.

Seberapa besar ancaman dari masker? Kami melihat skala dari krisis lingkungan yang berkembang ini dan mencari tahu apa yang dapat dilakukan untuk membalikkan keadaan.

Ini adalah tipikal masker bedah ukuran orang dewasa. [Foto via Pixabay]

Masker sekali pakai biasanya terbuat dari polypropylene, sejenis plastik yang tidak dapat cepat terurai di lingkungan. Kebanyakan masker terdiri dari tiga lapisan, dan terbuat dari bahan komposit yang sulit dipisahkan, sehingga tidak cocok untuk didaur ulang.

Enam puluh masker, jika diletakkan berdampingan, akan menutupi area seluas 1 meter persegi.

Ilustrasi 60 masker yang diletakkan berdampingan akan menutupi ruangan seluas 1 meter persegi. [Foto via The Straits Times]

Sementara lebih banyak data diperlukan tentang penggunaan masker sebelum pandemi dan sekarang, laporan dari koresponden The Straits Times di Asia Tenggara sudah menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan untuk planet ini.

Limbah dari masker dan alat pelindung diri (APD) lainnya terbawa ke pantai di seluruh dunia. Pembersihan pantai internasional yang dijalankan oleh Ocean Conservancy telah mencatat puluhan ribu APD pada awal November 2020, dengan data yang lebih rinci diperkirakan akan datang dalam beberapa bulan mendatang.

Dengan pandemi yang tidak menunjukkan tanda-tanda melambat, masker sekali pakai akan terus digunakan dalam jumlah besar untuk beberapa waktu mendatang.

Jika kita memperkecil lebih jauh dan melihat pada area seluas 1 km persegi, sekitar 60 juta masker yang ditempatkan berjajaran akan dapat memenuhi ruangan seluas itu.

Dalam satu detik, 49.800 masker akan digunakan dan dibuang secara global dan jumlah itu bisa menempati seluas 827 meter persegi ruang.

Dalam satu menit, 2,98 juta masker akan digunakan dan dibuang secara global, dapat memenuhi ruang seluas 4.964 meter persegi.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

WHO Desak Negara Eropa Kerja Ekstra Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona

Hujan Salju Terburuk Terjadi di Spanyol Dalam 50 Tahun Terakhir; Empat Orang Tewas