in ,

Ini Sebab Penularan Virus Corona di Wuhan Luar Biasa Masif dan Cepat

Faktor yang turut berkontribusi meluasnya wabah ini adalah soal waktu.

CakapCakapCakap People! Pertanyaan “mengapa penularan virus corona menjadi lebih masif?” mengemuka di benak siapa pun saat wabah virus yang berpusat di Kota Wuhan, Republik Rakyat China (RRC), itu penularannya sangat luar biasa cepat dan massal. 

Faktor yang turut berkontribusi meluasnya wabah ini adalah soal waktu.

Seorang pasien 2019-nCoV di Rumah Sakit Hankou, Wuhan, memberikan isyarat jempol kepada tim kesehatan dari Second Military Medical University, Senin, 27 Januari 2020. [Foto: ANTARA/HO-ChinaNews/mii]

Wabah ini, kata Deputi Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular China (CCDCP) Feng Zijian dalam salah satu wawancara khusus yang disiarkan CCTV, Senin, 27 Januari 2020 malam, bermula pada awal Desember 2019  atau sebulan sebelum kepadatan arus mudik liburan Imlek, saat orang-orang di satu wilayah yang terinfeksi melakukan perjalanan ke berbagai penjuru sehingga mempercepat penyebaran penyakit itu.

Oleh sebab itu, lanjut dia, salah satu strategi untuk memudahkan pengendalian wabah virus corona tersebut adalah dengan memperpanjang masa libur Imlek.

Sebelumnya, pemerintah RRC menetapkan masa libur kerja Imlek pada tanggal 24—30 Januari 2020, kemudian dengan banyaknya korban yang terinfeksi virus 2019-nCoV itu, liburan kerja diperpanjang hingga 2 Februari 2020.

Sementara itu, liburan sekolah yang bertepatan dengan libur semester akhir yang seharusnya berakhir pada pertengahan Februari 2020, kemudian diperpanjang hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Lebih lanjut Feng mengatakan bahwa penularan antarmanusia lebih kuat, sehingga jumlah kasus meningkat drastis, khususnya di Wuhan, Provinsi Hubei di wilayah tengah RRC.

Peta Sebaran Virus Corona

Berdasarkan data pemerintah RRC per 28 Agustus 2020 pukul 21.00 waktu setempat (20.00 WIB), tercatat 4.630 kasus di seluruh negara itu didiagnosis positif 2019-nCoV, 6.973 kasus terduga, 106 orang meninggal dunia, dan 73 orang telah dinyatakan sembuh sehingga diizinkan meninggalkan rumah sakit.

Dari jumlah itu terbanyak di Provinsi Hubei dengan 2.714 kasus, 100 orang meninggal dunia, dan 52 lainnya dipulangkan dari rumah sakit.

Kota Wuhan sebagai Ibu Kota Provinsi Hubei sekaligus daerah episentrum wabah yang ditularkan oleh ular dan kelelawar di Pasar Huanan memberikan sumbangan terbesar dengan 1.590 kasus, 85 tewas, dan 47 meninggalkan rumah sakit.

Enam pengidap 2019-nCoV lainnya yang meninggal dunia berasal dari Provinsi Hunan, Provinsi Hebei, Provinsi Heilongjiang, Beijing, Shanghai, dan Provinsi Hainan, masing-masing satu orang.

Orang-orang memakai masker pelindung berjalan di luar Kota Terlarang yang tertutup bagi pengunjung karena masalah penularan virus corona baru, di Beijing, Cina 25 Januari 2020 | Foto: REUTERS

Berdasarkan data Kedutaan Besar RI di Beijing hingga 28 Januari 2020 jumlah warga negara Indonesia, baik pelajar, pekerja profesional, maupun ibu rumah tangga, di Provinsi Hubei sebanyak 244 orang.

Dari jumlah itu, sebanyak 102 WNI di antaranya berada di Wuhan sejak masa penutupan kota itu pada tanggal 23 Januari 2020 pukul 10.00 waktu setempat.

WNI lainnya tersebar di kota-kota lain di Hubei, yakni Xianning sebanyak 55 orang, Huangshi (52), Jingzhou (20), Xiangyang (3), Enshi (10), dan Yichang (2).

Virus tersebut juga mewabah ke Thailand dengan 14 kasus, Jepang (7), Singapura (5), Amerika Serikat (5), Australia (5), Korea Selatan (4), Malaysia (3), Prancis (3), Vietnam (2), Nepal (1), Kanada (1), Kamboja (1), Jerman (1), dan Srilanka (1).

KANTOR BERITA ANTARA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ini loh Tandanya Jika Kamu Perlu Cuti Sejenak dari Kantor!

google support android

Memiliki Masalah Dengan OS Android? Langsung Saja Tanyakan di Twitter!