in ,

Mengenal Situs Nuklir Iran Fordo yang Sulit Dijangkau Israel

Sejauh ini tak banyak informasi soal situs nuklir Fordo

CakapCakapCakap People! Israel terus menggempur Iran sejak pekan lalu. Mereka mengincar situs nuklir dan persenjataan negara Timur Tengah itu.

Di serangan pertama pada 13 Juni, serangan Israel menghantam Natanz, daerah salah satu situs utama nuklir Iran. Sejumlah saksi mata mengatakan mendengar ledakan dari wilayah tersebut dan ada kepulan asap.

Namun, Iran juga punya situs nuklir yang sulit dijangkau, Fordo. Apa itu, situs nuklir Fordo?

Mengenal Situs Nuklir Iran Fordo yang Sulit Dijangkau Israel
Fasilitas nuklir Natanz di iran. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

Sejauh ini tak banyak informasi soal situs nuklir Fordo. Informasi yang beredar hanya berasal dari kumpulan dokumen Iran yang dicuri Israel pada 2018 lalu.

Menurut dokumen tersebut aula utama situs nuklir berada 80 hingga 90 meter di bawah tanah. Lokasi ini disebut-sebut aman dari bom udara apapun dan mustahil dihancurkan dari udara.

Di antara dokumen itu ada cetak biru terperinci Fordo dan informasi tentang tujuannya: Untuk memproduksi uranium tingkat senjata, sebagai bagian dari program senjata nuklir Iran, satu atau dua senjata nuklir per tahun.

Israel berulang kali menargetkan situs tersebut tetapi mereka tak mampu menghancurkan Fordo.

Saat Iran terhuyung-huyung karena serangan Israel, beberapa analis mengatakan Teheran mungkin bergegas mengubah persediaan uranium yang diperkaya menjadi bom nuklir di Fordo.

Fordo sudah lama menjadi perhatian dunia terutama negara-negara Barat meski Iran berulang kali menyatakan program nuklir mereka untuk tujuan damai.

Dibangun sekitar 2000-an

AS dan sekutunya belum memberi banyak rincian soal pembangunan Fordo. Namun, citra satelit menunjukkan pekerjaan di lokasi sudah dimulai sejak 2004. Dari foto yang didapat tampak dua bangunan persegi putih dengan pintu masuk di terowongan.

Namun, analisis dari Institut Sains dan Keamanan Internasional (ISIS), David Albright, menilai pembangunan lebih dulu dari tahun tersebut.

“Fordo sebenarnya proyek yang dimulai selama apa yang kami sebut program senjata nuklir darurat di awal tahun 2000-an,” kata Albright, dikutip CNN.

Dia lalu berujar, “Idenya mereka akan membuat uranium tingkat senjata di pabrik itu.”

Pada 2009, para analis meyakini Iran membangun struktur pendukung dan menggali poros ventilasi yang penting untuk memungkinkan sirkulasi udara ke fasilitas tersebut.

Poros itu kemudian disamarkan dan disembunyikan sebagaimana terlihat dalam gambar citra satelit.

Dalam surat yang dikirim ke Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Oktober 2009, Iran menyatakan keputusan membangun fasilitas di bawah tanah itu sebagai akibat “ancaman serangan militer” ke mereka.

Fordo, lanjut dia, akan berfungsi sebagai kontingensi untuk pabrik Natanz di dekatnya. Fasilitas tersebut bisa menampung hingga 3.000 sentrifus.

Laporan IAEA soal Pengayaan Uranium di Fordo

Laporan IAEA terkini menunjukkan Iran meningkatkan produksi uranium yang diperkaya ke level 60 persen di Fordo.

“Peningkatan signifikan produksi dan akumulasi uranium yang diperkaya tinggi oleh Iran, satu-satunya negara non-senjata nuklir yang memproduksi bahan nuklir tersebut, merupakan masalah serius,” demikian menurut IAEA.

Salah satu yang meningkatkan ketegangan yakni Iran tak punya alasan kuat melakukan itu selain agar bisa melanjutkan ke tahap berikutnya: mengubah jadi uranium tingkat senjata.

Jika sudah sampai level 60 persen, maka tak butuh waktu lama untuk membuat senjata nuklir. Iran bisa mengubah stok menjadi 233 kg uranium tingkat senjata dalam tiga pekan di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordo. Jumlah tersebut cukup untuk senjata nuklir.

Itulah sebabnya Fordo jadi fokus utama Israel melemahkan dan menghancurkan Iran.

Namun, satu-satunya yang bisa menghancurkan pabrik tersebut adalah bom dari langit milik AS.

Bom penembus senjata GBU-57 harus dibawa pesawat pengebom siluman B-2 untuk menargetkan pabrik Fordo. Mereka juga perlu beberapa kali serangan dan bom agar bisa menembus fasilitas tersebut.

Penyerang perlu beberapa bom untuk menghancurkan pabrik pengayaan uranium itu. Albright mengatakan ada cara lain yang bisa ditempuh Israel untuk menonaktifkan Fordo.

Israel bisa menghancurkan pintu masuk terowongan dan menghancurkan sistem ventilasi. “Jika Anda menghancurkan terowongan dan pasokan listrik, akan butuh waktu berbulan-bulan sebelum terowongan benar-benar bisa beroperasi,” ujar dia.

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Israel Habiskan Rp11,8 Triliun Sehari dalam Perang Melawan Iran

Israel Habiskan Rp11,8 Triliun Sehari dalam Perang Melawan Iran

5 Makanan Ini Bisa Bantu Cegah Penyakit Menular Seksual