in ,

Setahun Pandemi di Italia: Inilah Kisah Dokter yang Selamat dari COVID-19

Italia kini telah mencatat total kumulatif lebih dari 2,7 juta orang yang terinfeksi COVID-19, termasuk 94.540 kematian.

CakapCakapCakap People! Setiap kali dokter Francesco Tursi melempar putranya yang berusia enam bulan, Antonio, ke udara dan menangkapnya, dia menyadari bahwa dia hampir tidak hidup untuk menikmati salah satu kegembiraan sederhana menjadi seorang ayah.

Reuters melaporkan, Kamis, 18 Februari 2021, tahun lalu pada 21 Februari, dokter spesialis penyakit paru berusia 47 tahun yang bertugas di rumah sakit Codogno ini dimasukkan ke dalam pusaran pandemi virus corona ketika seorang pria dari kota itu menjadi orang pertama di Italia yang dites positif terkena virus tersebut.

Kota dengan 15.000 penduduk itu menjadi titik nol untuk virus tersebut, tanpa disadari menjad “ibu kota” dari daerah pertama di Eropa yang dikunci.

Dr Francesco Tursi, yang menderita COVID-19, terlihat bersama keluarganya, di Lodi. [Foto: Reuters]

Codogno dan 10 kota terdekat di wilayah Lombardy, yang menjadi yang paling terpukul di Italia, dan kota lain di wilayah perbatasan Veneto, diisolasi dari dunia luar. Pos pemeriksaan didirikan, operasi stasiun kereta api ditinggalkan.

Kemudian korban COVID-19 membanjiri rumah sakit di Codogno.

“Saya melihat pasien-pasien itu menyerah pada masalah pernapasan yang serius dan saya akan menerapkan semua yang telah saya pelajari, semua yang saya tahu, tetapi kadang-kadang pasien ini tidak merespon,” katanya. “Ini hanya membuat hati kami berkeping-keping dan merasa hancur.”

Beberapa minggu kemudian, Tursi mulai merasa sangat lelah, kelelahan yang tidak disebabkan oleh shift kerja yang panjang. Lalu datanglah nyeri dada yang kuat.

Dia telah tertular virus dan dikirim ke rumah sakit di ibu kota regional Milan. “Duniaku runtuh,” katanya, berbicara di rumahnya di kota terdekat, Lodi.

Istrinya, Valentina Mondini, 34, sedang hamil lima bulan dengan anak pertama mereka, yang dia khawatirkan tidak akan pernah dia lihat.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

“Saya pikir mungkin sepanjang tahun ini akan sangat buruk bagi saya, bahwa mungkin hidup saya akan berakhir,” katanya.

Tapi sebaliknya, dia pulih setelah sekitar enam minggu menderita dan kembali bekerja di Codogno, kali ini dengan lebih berempati kepada pasien COVID-19.

“Itu adalah senjata tambahan yang bisa saya gunakan,” katanya. “Akhirnya saya bisa memahami sepenuhnya apa yang dirasakan pasien.”

Setahun kemudian, Tursi masih merawat pasien COVID-19 di Codogno, yang telah kembali normal. Kaum muda berbelanja pakaian dan pensiunan bernostalgia di bar. Setiap orang memakai masker dan menghormati aturan jarak sosial.

“Saya ingin hidup, saya ingin hidup untuk Antonio, untuk Valentina, saya ingin hidup untuk semua orang,” katanya. “Saya ingin hidup untuk pasien saya.”

Italia kini telah mencatat total kumulatif lebih dari 2,7 juta orang yang terinfeksi COVID-19, termasuk 94.540 kematian.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Studi: Lockdown di Inggris Mengurangi Infeksi COVID-19 Tetapi Prevalensi Kasus Masih Tinggi

The Times: Hampir 5.000 Warga Hong Kong Pemegang Paspor BNO Mendaftar Untuk Visa Inggris yang Baru