in ,

Penting! Ini Dia Sejarah Perkembangan Suku Bugis di Indonesia

Pernahkah kamu penasaran akan sejarah perkembangan salah satu suku di Indonesia. Kali ini, cakapcakap akan memberikan beberapa fakta penting dari perkembangan sejarah suku Bugis. Buat kalian yang belum tahu, Suku Bugis masuk dalam kategori suku Melayu Deutero yang masuk melalui jalur barat dari benua Asia ke Nusantara. Yunan ditengarai sebagai pusat utama masuknya nenek moyang dari suku Bugis.

Nama Suku Bugis sendiri berasal dari kata “to Ugi” yang berarti orang-orang Ugi, sedangkan “Ugi” sendiri adalah nama raja pertama dari kerajaan Tiongkok yang terdapat di Pamanna (Saat ini Kabupaten Wajo) yakni La Sattumpugi. Pada masa tersebut, pengikut La Sattumpugi menjuluki diri mereka pengikuti Ugi atau to Ugi.

Tradisi SUku Bugis via i.ytimg.com

La Sattumpugi sendiri adalah saudara dari Batara Lattu yang tidak lain ayah dari Sawerigading. La Sattumpugi kemudian memiliki seorang putri bernama We Cedai yang kelak dinikahkan dengan Sawerigading dan melahirkan beberapa anak dimana salah satu anaknya yang paling terkenal di Sulawesi Selatan bernama I La Galigo.

Kisah I La Galigo tertuang dalam sebuah karya sastra otentik yang tidak merujuk pada salah satu kitab manam pun di Nusantara. Kisah ini dibadaikan pada halaman dengan tebal 9000 folio.

Sawerigading yang dikenal julukan Opunna Ware atau orang yang dipertuankan di Ware telah menjadi kisah yang terabadikan dalam karya sastra I La Galigo. Kisah sawerigading kemudian menyebar dan terkenal sampai pada suku Kaili, Buton, Luwuk dan Gorontalo.

Perkembangan Kehidupan suku-suku Bugis

Sejarah Suku Bugis via 4.bp.blogspot.com

Pada tahap perkembangan, Suku Bugis terbentuk dalam komunitas komunitas kecil berdasarkan kolasi tertentu yang memungkinan memberikan kehidupan seperti daerah pinggir sungai ataupun daerah pinggir laut.

Komunitas-komunitas kecil ini kemudian mengembangkan kebudayan, bahasa dan aksara. Sejalan dengan tumbuhnya komunitas, sistem pemerintahan pun tumbuh untuk mengatur keperluan hidup di dalam komunitas serta melindungi diri dari serangan komunitas lain.

Kerajaan-kerajaan Suku Bugis Klasik terdiri dari Bone, Luwu, Suppa, Soppeng, Sidenreng, Sawitto dan Rappang. Meskipun sudah berkembang, namun proses pertumbuhan pada satu rumpun kehidupan di Sulawesi Selatan menyebabkan pertalian antar suku menjadi sukar terhindari.

Hal itu disebabkan oleh dua hal yakni pertalian melalui perkawinan dan juga sistem kerajaan yang menjajah dan yang dijajah membuat sebagian warga ikut mengalami proses akuluturasi budaya antara Suku Bugis, Makassar dan juga Mandar.

Pada zaman modern seperti saat ini, komunitas Komunitas Bugis semakain besar dan berdasarkan sensus terkahir mencapai 6 juta penduduk yang terkonsentrasi di Kabupaten Luwu, Wajo, Soppeng, Bone, Sidrap, Pinrang, Barru dan juga Sinjai, dimana kerajaan Luwu dianggap sebagai kerajaan paling tertua kemudian disusul Cina (Pamanna), Mario (Soppeng) dan kerajaan Siang (Pangkajene dan Kepulauan).

Sedangkan daerah peralihan dimana suku Bugis dan Makassar maupun Mandar saling membaur berada di Kabupaten Enrekang, Maros, Polewali, Pinrang, dan Bulukumba

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Salah Milih Jurusan Kuliah? Terapkan 5 Cara Bertahan Ini!

4 Restoran Thailand di Bangkok yang Bikin Kamu Gagal Diet