in

Kamu Mungkin Seorang Narsisis atau Psikopat Jika Mengabaikan Protokol Kesehatan COVID-19

Responden yang tidak patuh menunjukkan kecenderungan yang dapat dikaitkan dengan sifat-sifat kepribadian gelap (dark personality).

CakapCakapCakap People! Sebuah studi di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa orang yang terus menolak untuk mematuhi pedoman atau protokol kesehatan masyarakat untuk mencegah penyebaran COVID-19 mungkin memiliki apa yang disebut sebagai “Dark Triad” dari sifat kepribadian — narsisme, Machiavellianisme, dan psychopathy.

Psychopathy dan, sampai batas tertentu, narsisme dan Machiavellianisme, memprediksi tidak hanya kecenderungan antisosial tetapi juga berbagai perilaku dan hasil kesehatan,” kata Pavel S. Blagov, peneliti dalam studi dan direktur Personality Laboratory di Whitman College.

Foto: IANS

Studi ini menganalisis lebih dari 500 responden di Amerika Serikat pada bulan Maret. Ini mengukur bagaimana penerimaan atau respons mereka terhadap pemberlakuan pedoman kesehatan masyarakat — baik itu tentang jarak sosial, memakai alat pelindung atau mengikuti kebersihan dasar.

Meskipun sebagian besar responden mematuhi protokol kesehatan lokal dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun beberapa orang tidak mematuhinya.

Blagov menemukan bahwa responden yang tidak patuh menunjukkan kecenderungan yang dapat dikaitkan dengan sifat-sifat kepribadian gelap (dark personality).

Responden yang menunjukkan ketidaktertarikan pada protokol kesehatan mendapat skor lebih tinggi pada sub-ciri psikopat – kejujuran dan disinhibisi.

“Orang-orang yang mendapat nilai tinggi pada sifat-sifat ini cenderung mengklaim bahwa, jika mereka memiliki COVID-19, mereka mungkin secara sadar atau sengaja menularkan orang lain terhadap dirinya,” kata Blagov kepada PsyPost.

“Sudah jelas dari laporan di media sangat awal dalam pandemi bahwa beberapa orang menolak saran untuk jarak sosial dan terlibat dalam peningkatan kebersihan. Saya pikir kepribadian mungkin memainkan setidaknya peran kecil di dalamnya,” kata Blagov kepada PsyPost, 7 Juni 2020.

Orang-orang dengan “sifat prososial” cenderung mendukung dan mempromosikan jarak sosial dan kebersihan yang baik. Sementara mereka yang memiliki “sifat antagonis” cenderung mempromosikan bahaya bagi kesehatan orang lain dan menjadi kurang kooperatif dalam mengikuti langkah-langkah pencegahan COVID-19.

Menurut penelitian Blagov, yang terakhir cenderung bertindak bertentangan dengan rekomendasi kesehatan masyarakat. Mereka menunjukkan lebih sedikit penghambatan untuk mengambil risiko keselamatan orang lain selama pandemi seperti dengan tidak menutupi diri ketika bersin atau batuk di depan umum, menyentuh fasilitas umum, tidak tinggal di rumah, tidak menjaga jarak dari orang lain dan tidak sering mencuci tangan.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Studi ini menunjukkan bahwa sifat kepribadian mungkin menjadi faktor dalam memahami penyakit pernapasan menular.

Namun, ruang lingkup penelitian ini masih terbatas karena hanya mengambil sampel dari orang dewasa di AS. Langkah-langkah perilaku kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini juga belum diuji.

Blagov menekankan bahwa penelitian ini tidak selalu berarti orang yang terinfeksi COVID-19 memiliki sifat kepribadian gelap ini.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

WHO: Indonesia Harus Prioritaskan Tes untuk Melacak COVID-19, Kemungkinan Kasus Naik Hingga Oktober

Kluster Pub di Australia Menambah Kekhawatiran Gelombang Kedua Virus Corona