in ,

Studi Baru: Virus Corona Bisa Menyebar Sejauh 5 Meter di Dalam Ruangan dengan Ventilasi Buruk

Sampel udara diposisikan dari dua meter hingga lima meter dari pasien dan virus yang layak diisolasi dalam sampel.

CakapCakapCakap People! Selain menjaga tangan tetap dalam kondisi bersih dengan rutin mencucinya dan memakai masker wajah, para ahli telah lama merekomendasikan untuk menjaga jarak setidaknya enam kaki atau sekitar dua meter dari orang lain sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona baru.

Tapi apakah jarak sejauh dua meter itu sudah cukup untuk mencegah penyebaran virus ini?

Mungkin tidak, pasalnya sebuah studi baru menemukan droplet dengan ukuran kecil atau aerosol yang terinfeksi virus corona dapat melakukan perjalanan atau menyebar setidaknya lebih dari enam kaki di dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Menurut laporan Fox News, Sabtu, 15 Agustus 2020, studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Florida mengungkapkan “bukti langsung” bahwa aerosol yang terinfeksi virus, atau tetesan kecil, dapat menimbulkan risiko penularan virus.

Pejabat kesehatan mengatakan rute penularan virus paling umum terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, dan partikel yang mengandung virus itu mendarat pada seseorang yang berrada di dekatnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui panduannya bulan Juli lalu dengan memasukkan kemungkinan penularan virus corona baru ini melalui udara di dalam ruangan yang padat dengan ventilasi yang buruk. Ini merupakan sebuah pesan yang memperluas risiko di luar prosedur medis yang menghasilkan aerosol, seperti dalam perawatan gigi.

Dalam studi saat ini, para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka “memperkuat dugaan bahwa penularan SARS-CoV-2 melalui udara kemungkinan besar memainkan peran penting dalam penyebaran COVID-19.”

Studi ini dipublikasikan di server pra-cetak medRxiv pada 4 Agustus, yang berarti belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Ilustrasi ruangan di rumah sakit. [Foto: Adhy Savala / Unsplash]

Untuk melengkapi studi ini, para peneliti mengumpulkan aerosol yang mengandung virus melalui pengambilan sampel udara VIVAS di sebuah ruangan rumah sakit dengan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Shands University of Florida Health (UF Health) di Gainesville, Florida, Amerika Serikat (AS). Terdapat dua pasien COVID-19 di kamar rumah sakit yang diteliti.

Satu pasien menderita penyakit arteri koroner yang setelah di swab ternyata hasilnya positif COVID-19. Pasien kedua dirawat empat hari sebelumnya, dinyatakan positif COVID-19 pada saat itu. Saat pengambilan sampel udara, pasien kedua telah dinyatakan negatif dan sedang dalam proses dipulangkan.

Sampel udara diposisikan dari dua meter hingga lima meter dari pasien dan virus yang layak diisolasi dalam sampel. Dengan kata lain, para peneliti mengatakan, partikel virus mampu menyebar hingga 16 kaki atau sekitar lima meter di ruangan rumah sakit tersebut.

“Untuk transmisi berbasis aerosol, jaga jarak fisik sejauh dua meter tidak akan membantu pencegahan virus dalam ruangan dan akan memberikan rasa aman yang palsu,” tulis penulis penelitian.

Penelitian ini dilakukan di tengah perdebatan sengit tentang pembukaan kembali sekolah, ketika para pejabat mengkaji risiko kesehatan dan penularan COVID-19 melalui udara di ruang kelas.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ribuan Pengunjung Pesta Ini Berdesakan dan Padati Kolam Renang Water Park di Wuhan, China

Ada Posisi Strategis yang Lowong di PT Geo Dipa Energi BUMN, Lulusan D3 Bisa Daftar