in ,

Ilmuwan China: Virus Corona Terdeteksi Bisa Menyebar Melalui Udara

Ilmuwan menemukan bahwa ada “sangat sedikit” virus corona terdeteksi di udara dari dua fasilitas medis tersebut yang berventilasi baik.

CakapCakapCakap People! Ilmuwan China baru-baru ini mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukan dari Maret 2020 hingga April 2020 ditemukan bahwa virus COVID-19 novel dapat menyebar melalui udara. Temuan ini terjadi setelah para ahli menangkap “tetesan kecil – tiny droplets” mayoritas dengan diameter lebih kecil dari satu per sepuluh ribu inci, yang mengandung kumpulan genetik virus corona dari udara di dua rumah sakit di Wuhan, China, tempat virus tersebut pertama dilaporkan.

Dalam sebuah penelitian yang secara resmi diterbitkan dalam jurnal Nature, para ilmuwan China mengumpulkan sampel tetesan (droplets) di Rumah Sakit Renmin di Universitas Wuhan dan di fasilitas medis sementara yang digunakan untuk mengisolasi dan merawat pasien dengan gejala COVID-19 ringan di Wuhan. 

Selain dari dua rumah sakit, para ahli juga mengumpulkan sampel di udara di tempat-tempat umum termasuk bangunan tempat tinggal atau kondominium, supermarket, dan dua department store di Wuhan.

Dalam temuan mereka, ilmuwan menemukan bahwa ada “sangat sedikit” virus corona terdeteksi di udara dari dua fasilitas medis tersebut yang berventilasi baik. Namun, peningkatan konsentrasi virus ada di sekitar ruangan “satu meter persegi dalam ukuran”, terlihat di area toilet kecil yang tidak berventilasi.

Selain itu, ilmuwan China juga menemukan bahwa tempat-tempat umum di Wuhan tidak mengandung virus, termasuk kondominium atau bangunan tempat tinggal dan supermarket. Namun, mereka mendeteksi beberapa tingkat virus di daerah ramai seperti di luar salah satu rumah sakit dan di department store.

Para ilmuwan juga menemukan virus corona mengudara (airborne) di tempat-tempat di mana praktisi medis dan staf lainnya melepaskan pakaian pelindung mereka, yang menunjukkan bahwa virus ini juga dapat tetap tinggal di pakaian dan dapat dipantulkan kembali ke udara, setelah dilepaskan.

Dalam sebuah interview di The New York Times, Selasa, 28 April 2020, seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech, Dr. Linsey Marr mengatakan bahwa temuan ini dapat ditekankan pentingnya menghindari ruang terbatas berukuran kecil dengan ventilasi yang lebih sedikit.

Dr. Marr mengatakan, temuan seperti itu menunjukkan potensi transmisi melalui udara, namun belum ada bukti kuat bahwa tetesan kecil yang ditemukan di dua rumah sakit dan tempat umum lainnya di Wuhan menular.

“Mereka (tetesan virus corona) akan tetap berada di udara mengambang setidaknya selama dua jam. Ini sangat menunjukkan bahwa ada potensi penularan melalui udara,” kata Dr. Marr.

Dia juga menambahkan bahwa berdasarkan perhitungannya, akan dibutuhkan sekitar 15 menit bagi satu orang untuk bernapas dalam satu partikel virus. Namun dia tidak menyebutkan apakah saat orang itu memakai makser atau tidak.

“Sangat menarik untuk melihat ada jumlah yang terukur … Saya pikir itu menambah bukti yang baik untuk menghindari berkerumun,” kata Dr. Marr.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekali lagi, mengecilkan kemungkinan hal itu dan menjelaskan bahwa COVID-19 sebagian besar diperoleh atau ditransmisikan melalui tetesan yang lebih besar, yang tidak menetap di udara dalam waktu yang lama, atau bahkan dengan menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi. 

Temuan para ilmuwan China di Wuhan juga menyuarakan penelitian yang ditemukan oleh para ahli lain di Universitas Nebraska Medical Center, di mana mereka juga menemukan coronavirus RNA di udara dan di permukaan ruangan. Namun, penelitian ini sedang dalam proses peer review sebelum mereka secara resmi diterbitkan dalam jurnal.

*Foto via Elite Readers

Comments

2 Pings & Trackbacks

  1. Pingback:

  2. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un Diduga Mengisolasi Diri dari Pandemi Virus Corona

Anak Kurang Fokus saat Sekolah Online? Cobain Tips Ini!