in

Facebook Kehilangan 15 Juta Pengguna di Amerika Serikat sejak 2017

Benarkah Facebook menjadi aplikasi atau media sosial yang kini didominasi oleh usia tua?

CakapCakapCakap People! Facebook yang dulu kita kenal, sebenarnya sedang sekarat. Basis pengguna Facebook menyusut, terutama dalam demografi pengguna berusia 12 hingga 34 tahun di Amerika Serikat, demikian menurut data survei baru yang dikumpulkan oleh perusahaan riset pasar Edison Research.

Dari laman Medium, jumlah Generasi Z (Gen Z) yang menggunakan Facebook menurun dengan angka agak besar. Tak heran jika kemudian Facebook juga bermain pada layanan messenger dengan penekanan keamanan privasi yang terenkripsi.

Pasar Saham tampaknya tidak senang dengan gagasan Mark Zuckerberg dengan adanya layanan messenger yang terenkripsi tersebut. Karena hal itu dikhawatirkan akan membunuh “Model Iklan” yang menguntungkan yang sudah dikelola Facebook dengan baik untuk mendominasi.

Apapun itu, aplikasi utama Facebook menunjukkan peningkatan pengguna di atas usia 55+. Sementara itu kaum muda lebih  menyukai aplikasi seperti TikTok, Snapchat dan Instagram (mulai dari pengguna termuda hingga yang lebih tua).

Survei, yang hanya mengumpulkan data tentang pengguna di Amerika Serikat (pasar Facebook yang paling menguntungkan), menemukan bahwa diperkirakan jumlah pengguna Facebook turun sebanyak 15 juta lebih sedikit sejak 2017, dengan penurunan terbesar adalah di pengguna remaja dan milenial.

View this post on Instagram

Today at F8, I talked about how we're starting to build out a privacy-focused social platform. For the last 15 years, we've built Facebook and Instagram into digital equivalents of the town square, where you can interact with lots of people at once. Now we're focused on building the digital equivalent of the living room, where you can interact in all the ways you'd want privately — from messaging and stories to secure payments and more. To bring this vision to life, we're building Messenger and WhatsApp into platforms for all kinds of private interactions and working on making end-to-end encryption the default for both. We've redesigned Facebook to make communities as central as friends. We've added new ways to buy things securely on Instagram. Augmented and virtual reality also create more personal and intimate experiences — so we’re bringing WhatsApp to Portal, adding end-to-end encryption for all calls, and launching Portal internationally. And I'm very excited that this year we're shipping Oculus Rift S and Oculus Quest, the headset that gives you full freedom of movement with no cables. As we build more of our services around this privacy vision, we're also changing how we run our company. We're committed to consulting with experts on the major tradeoffs and social issues to find the best path forward, taking a more active role in making sure developers use our tools in good ways, and building out the technical infrastructure to support this vision. This is going to take time and we don't have all the answers yet, but we're focused on getting this right and doing it openly. I’m looking forward to sharing more with you as we continue on this journey to build a private social platform.

A post shared by Mark Zuckerberg (@zuck) on

Facebook kehilangan pangsa pasar di kalangan anak muda, bahkan dengan penurunan keseluruhan di Eropa untuk semua kelompok umur. Tetapi, untuk aplikasi Instagram dan Whatsapp yang menjadi bagian dari “kerajaan” Facebook sebagai monopoli ini, belum diketahui apakah akan terus berlanjut atau diminati.

Banyak orang yang mengingat kembali pada awal usia 20-an dan menyesali hal-hal yang mereka katakan dan lakukan. Beberapa melakukannya secara terbuka seperti Mark Zuckerberg. Sementara Huawei menggugat AS pada tahun 2019, dan pada 2018, Facebook banyak melakukan permintaan maaf kepada penggunanya. Tetapi pengguna tidak meminta maaf karena meninggalkan Facebook.

Facebook untuk orang-orang tua

Facebook kehilangan sekitar 700.000 pengguna yang lebih muda di Inggris pada tahun 2018. Reputasi Facebook sebagai aplikasi untuk orang yang lebih tua dapat merusak intinya karena terus berjuang untuk menjangkau pengguna yang lebih muda di luar Instagram. 

Instagram sekarang merupakan saluran cerita di mana Iklan berjalan di antara video singkat seperti meme dan berbagi pengalaman yang tidak masuk akal dalam hal kontinuitas audiens.

View this post on Instagram

From the head of Instagram, Adam Mosseri (@mosseri): “We know bullying is a challenge many face, particularly young people. We are committed to leading the industry in the fight against online bullying, and we are rethinking the whole experience of Instagram to meet that commitment. We can do more to prevent bullying from happening on Instagram, and we can do more to empower the targets of bullying to stand up for themselves. Today we’re announcing one new feature in both areas. 💙 Encouraging Positive Interactions In the last few days, we started rolling out a new feature powered by AI that notifies people when their comment may be considered offensive before it’s posted. This intervention gives people a chance to reflect and undo their comment and prevents the recipient from receiving the harmful comment notification. 🧡 Protecting Your Account From Unwanted Interactions With Restrict We wanted to create a feature that allows people to control their Instagram experience, without notifying someone who may be targeting them. Soon, we will begin testing a new way to protect your account from unwanted interactions called Restrict. 💛 It’s our responsibility to create a safe environment on Instagram. This has been an important priority for us for some time, and we are continuing to invest in better understanding and tackling this problem.” 💗 To learn more about these new updates, click the link in our bio. Artwork by @heysp

A post shared by Instagram (@instagram) on

Sebagaimana loyalnya GenZ terhadap aplikasi seperti Snapchat (yang dibesarkan bersama mereka), generasi baru aplikasi oleh perusahaan-perusahaan seperti ByteDance menunjukkan bahwa remaja semakin menyukai menggunakan meme dan aplikasi video mikro berbasis virus yang tampak seperti jenis baru dari cerita yang lebih interaktif itu seperti evolusi aplikasi Vine lama.

TikTok yang lebih fokus pada hiburan dinilai lebih menarik daripada Instagram yang lebih fokus pada berbagi unggahan, karena data mendukung gagasan bahwa kita berbagi lebih sedikit dan bahkan kurang berkomunikasi, tetapi lebih banyak mengonsumsi video mikro—artinya poros Facebook mungkin lebih untuk menyelamatkan muka daripada mengikuti tren.

Jadi, apakah kamu masih menggunakan Facebook, Cakap People? Bagaimana dengan Instagram dan aplikasi media sosial lainnya? Well, apapun pilihan aplikasi media sosial itu ada di tangan kamu. Gunakan secara bijak dan positif ya. 

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ini loh Tanda Jika Kamu Butuh Me Time yang Jarang Disadari!

ASEAN School Games 2019 Berlangsung, Indonesia Targetkan Jadi Jawara