in ,

6 Penyebab Tingkat Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Tinggi di India

India dikenal sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi perempuan.

CakapCakapCakap People! Ada sejumlah penyebab mengapa tingkat kekerasan seksual terhadap perempuan tinggi di India. Seperti diketahu belum lama ini, seorang wanita asal Spanyol– yang identitasnya tidak diungkapkan oleh pihak berwenang – diperkosa tujuh pria India ketika sedang mendirikan kemah bersama pasangannya di sebuah tempat di negara bagian Jharkhand, India Timur. Wanita itu adalah seorang travel blogger dengan lebih dari 200.000 pengikut di Instagram. Pengakuannya tentang kejadian malam tersebut di Instagram segera viral.

India dikenal sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi perempuan. Pada 2022, jumlah kasus pemerkosaan di India dilaporkan lebih dari 31 ribu. Angka ini dalam kenyataannya bisa lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak dilaporkan karena terkait dengan rasa malu korban. Meski begitu, isu ini merupakan isu yang terus menjadi berita utama, dan beberapa di antaranya memicu protes publik.

6 Penyebab Tingkat Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Tinggi di India
Ilustrasi

Berikut adalah enam penyebab angka kekerasan seksual terhadap kaum perempuan begitu tinggi di India yang dirangkum dari The Washington Post dan Statista:

Jumlah perempuan polisi terlalu sedikit

Studi menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin melaporkan kejahatan seks jika ada polisi perempuan. India secara historis memiliki persentase petugas polisi wanita yang jauh lebih rendah daripada negara-negara Asia lainnya. Hingga 2012, di New Delhi, hanya 7 persen dari petugas polisi adalah wanita, dan mereka sering diberi jabatan yang tidak penting yang tidak melibatkan tugas patroli, menurut Times of India. Dari 161 kantor polisi distrik di Delhi, hanya satu yang memiliki seorang perempuan perwira kepala pos polisi. Ketika para korban pemerkosaan melapor kepada para pria polisi, mereka kerap direndahkan.

Kurangnya keamanan publik

Perempuan India selalu berada dalam kondisi kewaspadaan tinggi ketika sendirian di jalanan, di tempat kerja, atau di pasar. Perempuan pada umumnya tidak terlindungi di luar rumah mereka. Pemerkosaan beramai-ramai terjadi di sebuah bus, dan bahkan pihak berwenang India mengatakan bahwa tempat-tempat umum di negara ini tidak aman bagi wanita. Banyak jalan yang memiliki penerangan yang buruk, dan kurangnya toilet wanita, sebuah laporan dari Kementerian Pembangunan Wanita dan Anak mengatakan baru-baru ini.

Memberi stigma pada korban

Ketika pelecehan verbal atau perabaan terjadi di tempat umum, para pengamat sering kali melihat ke arah lain daripada mengintervensi, baik untuk menghindari konflik maupun karena mereka – pada tingkat tertentu – menyalahkan korban, kata para pengamat. Para politisi laki-laki juga berkontribusi terhadap masalah ini, dengan membuat pernyataan yang meremehkan pemerkosaan atau menjelek-jelekkan para pendukung korban pemerkosaan.

Korban pemerkosaan diminta berkompromi

Para korban pemerkosaan sering kali didorong oleh para tetua desa dan dewan suku untuk “berkompromi” dengan keluarga tertuduh dan mencabut tuntutan – atau bahkan menikahi si penyerang. Kompromi semacam itu bertujuan untuk menjaga perdamaian antara keluarga atau kelompok klan. Terlebih lagi, prospek pernikahan seorang gadis pada akhirnya dianggap lebih penting daripada membawa pemerkosa ke pengadilan.

Sistem peradilan tidak mendukung

Korban pemerkosaan di India tidak hanya mengalami stigmatisasi sosial, namun terlebih lagi perjuangannya untuk mendapatkan keadilan tidak mudah karena sistem yang sering menyalahkan korban atas kemalangan yang dialaminya. Ada beberapa contoh yang dilaporkan di mana para korban dihadapkan pada kondisi yang tidak bersahabat di kantor polisi dan sering kali ditekan untuk menarik kasus mereka. Begitu sebuah kasus disidangkan, dibutuhkan waktu puluhan tahun sebelum semuanya terselesaikan.

Tumpukan kasus pemerkosaan sangat besar di mana jumlah kasus baru melebihi jumlah kasus yang diselesaikan setiap tahunnya. Prosesnya sulit dan dapat menambah trauma pada kehidupan korban sehingga mereka sering kali tertekan oleh keluarga mereka sendiri atau keluarga pelaku.

Sistem patriarki melanggengkan kekerasan

Karena sifat India yang didominasi patriarki, kekerasan dalam rumah tangga diketahui dapat diterima secara budaya. Penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar perempuan pekerja mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami mereka. Posisi perempuan yang tidak berpenghasilan semakin memperburuk kerentanan dan ketergantungan pada pasangan laki-laki mereka dibandingkan dengan perempuan yang berkontribusi secara finansial pada rumah tangga. Kemiskinan yang merajalela di seluruh negeri adalah penyebab utama rendahnya tingkat melek huruf dan akibatnya adalah ketidakberdayaan dan pelecehan di kalangan perempuan.

 

STATISTA | TIMES OF INDIA | THE WASHINGTON POST | TEMPO

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Warga Gaza Kelaparan, Kamala Harris Minta Israel dan Hamas Segera Bikin Kesepakatan

Warga Gaza Kelaparan, Kamala Harris Minta Israel dan Hamas Segera Bikin Kesepakatan

Resep Rendang Ayam Tanpa Santan, Sajian Lezat yang Patut Dicoba!

Resep Rendang Ayam Tanpa Santan, Sajian Lezat yang Patut Dicoba!