in ,

Tak Selalu Mulus, Ternyata Begini Kisah Grup Djarum yang Sempat Jadi Pabrik Mercon Gagal Sebelum Berevolusi Sebagai Kerajaan Raksasa

Tidak ada inovasi kalau tidak ada masalah dan tidak ada solusi tanpa masalah. Tidak ada perubahan tanpa terpaksa karena kita terpaksa, dipaksa, dan akan biasa

CakapCakap – Cakap People, merintis sebuah bisnis memang bukan hal yang mudah. Bahkan kendati saat ini bisnis itu menjadi sukses tetapi bukan berarti jalan yang dilalui sebelumnya bebas hambatan.

Sebab sejatinya setiap bisnis memiliki rintangannya masing-masing, tak terkecuali pada grup Djarum. Meski saat ini grup Djarum memiliki banyak gurita bisnis, namun ia juga sempat mengalami kegagalan loh!

Dikutip dari laman Kompas, Armand Hartono yang merupakan salah satu ahli waris grup Djarum mengisahkan bagaimana suatu bisnis besar seperti Djarum dapat dirintis dari nol.

Armand sendiri merupakan Wakil Presiden Direktur dari BCA. Seperti yang kita ketahui, BCA termasuk salah satu bank swasta terbesar di Tanah Air yang juga masuk dalam genggaman grup Djarum. Bank swasta yang berdiri sejak 21 Februari 1957 itu telah 64 tahun dimiliki oleh produsen rokok kretek PT Djarum.

Menurut cerita Armand, salah satu pelajaran penting yang ia peroleh dari sang kakek yang merupakan pendiri Djarum ialah guna selalu siap menghadapi kondisi apapun. Termasuk naik turunnya sebuah usaha beserta risiko kebangkrutan. Ia diajarkan untuk siap menghadapi apapun yang terjadi nanti.

Bermula dari Pabrik Mercon Gagal

Hartono bersaudara menjadi salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Gambar via tagar.id

Armand menjelaskan jika kakeknya, Oei dulunya bekerja serta berdagang mulai dari nol. Singkat cerita, ia mempunyai pabrik mercon yang berhasil sukses. Tetapi di tahun 1939, terjadi sebuah kecelakaan yang akhirnya membuat pabrik Oei meledak lalu gulung tikar.

Namun usaha sang kakek tak berhenti hanya karena tragedi ledakan tersebut. Oei kembali membangun bisnis mercon 2 tahun kemudian, tapi sayangnya mengalami kebangkrutan dengan cerita yang serupa.

Seolah tak ingin menyerah, pada tahun 1943, Oei kembali menguji keberuntungannya dengan membangun pabrik lagi. Tetapi harus ditutup lantaran saat itu Indonesia baru dijajah oleh Jepang.

Tahun 1957, barulah Oei mendirikan PT Djarum. Tetapi untuk kesekian kali ia harus mengalami insiden bangkrut karena dibakar oleh seseorang. Dari banyaknya kegagalan yang dialami sang kakek, Armand menanamkan pemikiran guna menerima apapun risiko terburuk yang bisa terjadi.

Ada Hikmah yang Dapat Dipetik

Putra bungsu Robert Hartono. Gambar via lokadata.id

Selalu ada pelajaran yang bisa kamu petik dari peristiwa yang terjadi. Itulah yang Armand tanamkan dalam dirinya. Pemikiran tersebut harus ditanamkan tidak hanya pada diri sendiri melainkan ke orang terdekat.

“Tidak ada inovasi kalau tidak ada masalah dan tidak ada solusi tanpa masalah. Tidak ada perubahan tanpa terpaksa karena kita terpaksa, dipaksa, dan akan biasa,” ucap Armand dikutip dari Kompas.

Sampai saat ini bisnis grup Djarum telah menjangkau di segala bidang. Tidak hanya rokok, namun sampai pada bisnis keuangan dan perbankan, e-commerce, perhotelan, material bangunan, perkantoran, perumahan, dan masih banyak lagi.

Djarum didirikan dari keringat dan kerja keras Oei Wie Gwan yang merupakan ayah Hartono bersaudara, yakni Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono.

Pasca Oei meninggal, peralihan bisnis Djarum ke generasi kedua dilakukan di tahun 1963 silam pada Hartono bersaudara. Robert mempunyai 3 orang anak, yakni Victor Hartono, Martin Hartono, dan paling bungsu adalah Armand Wahyudi Hartono Cakap People.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Menguak 5 Manfaat Kesehatan dari Santan, Salah Satunya Memperkuat Daya Tahan Tubuh

Memori Hari Ini: Tepat Setahun Kita Diminta untuk Bekerja dan Belajar dari Rumah