in ,

Taichiro Motoe jadi Konglomerat Berkat Bisnis Tanda Tangan, Begini Kisahnya

Taichiro Motoe pandai membaca peluang yang ada hingga mengantarkannya jadi salah satu orang terkaya di Jepang

CakapCakap – Cakap People, apa kamu pernah mendengar nama Taichiro Motoe? Ia merupakan Wakil Menteri Keuangan Jepang yang juga seorang konglomerat. Pria tersebut lahir di Illinois, Amerika Serikat. Namun ia menghabiskan masa kecil di Prefektur Kanagawa, Jepang.

Pasca menempuh pendidikan menengah, Motoe melanjutkan studi ke Universitas Keio Fakultas Hukum. Awalnya ia tidak berpikir bakal menekuni profesi sebagai seorang pengacara. Tetapi ada salah satu insiden yang membuatnya merasa jatuh cinta pada profesi tersebut.

Pengacara dan pebisnis yang tertarik terjun ke dunia politik. Gambar via okezone.com

Ketika masih kuliah, mobil Motoe menabrak kendaraan lain dari belakang. Saat insiden tersebut, ia belum mempunyai skema asuransi yang menanggung kerusakan barang kepemilikan.

Agen asuransi dari pemilik kendaraan lain memintanya guna menanggung semua kerusakan. Lantas, ibu Motoe memintanya untuk mengambil sesi konsultasi pada seorang pengacara.

Ia pun diberi saran untuk memberi tahu agen asuransi bahwa saat kasus kecelakaan yang terjadi melibatkan dua pihak, maka kerusakan biasanya ditanggung bersama-sama. Akhirnya Motoe hanya membayar 70% dari jumlah biaya perbaikan.

“Jika saya tidak mengikuti sesi konsultasi, saya harus mengganti rugi penuh. Saat itulah saya berpikir pengacara ternyata benar-benar bisa membantu orang lain,” ujar Motoe melalui salah satu wawancara dengan Japan Times sebagaimana dikutip CNN Indonesia.

Motoe menuntaskan kuliahnya pada tahun 1998. Setahun kemudian, yakni pada 1999 ia berhasil lulus ujian profesi dan menyelesaikan program magang wajib sekitar 18 bulan. Pria kelahiran tahun 1975 itu lantas bekerja di fima hukum Anderson Mori & Tomotsune.

Namun di tahun 2005, Motoe memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja dan membuka firma hukum sendiri bernama Authense Law Office. Di tahun yang sama, Motoe juga membentuk Bengo4.com Inc., yakni sejenis platform direktori online bagi pengacara serta orang-orang yang memerlukan bantuan hukum.

Melalui situs itu, pengunjung dapat mencari pengacara sesuai kebutuhan seraya berkonsultasi. Pengacara yang terdaftar bisa memasukkan informasi tentang jenis layanan hukum yang diberikan sampai pemberian konsultasi secara online.

Supaya dapat mengiklankan diri di situs tersebut, pengacara dikenai biaya. Meski awalnya sulit diterima, namun lambat laun usaha Motoe membuahkan hasil. Bahkan di tahun 2014, Motoe berhasil melenggang di papan kecil Bursa Saham Tokyo.

Setahun berlalu, Motoe meluncurkan unit bisnis baru bertajuk tanda tangan elektronik bernama CloudSign. Tak disangka bisnis tersebut benar-benar mengantarkannya pada kesuksesan.

Layanan yang dibutuhkan di masa pandemi. Gambar via hikolabo.com

Melalui CloudSign kebutuhan autentikasi dokumen bisa lebih efisien di era digital. Pasalnya sebelumnya masyarakat Jepang biasa memakai stempel fisik yang disebut hanko untuk autentikasi.

Namun selama pandemi, banyak perusahaan Jepang yang memerlukan teknologi tanda tangan elektronik guna menggantikan kontrak tradisional. Sehingga layanan CloudSign mendapatkan banyak pengguna, pun demikian dengan Bengo4.

Di tahun lalu, CloudSign berhasil melayani lebih dari 100 ribu perusahaan dari berbagai sektor serta menguasai 80% pangsa pasar bisnis tanda tangan elektronik di Negeri Sakura.

Sebagai pemilik saham mayoritas, kekayaan Motoe meroket hingga US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,2 triliun. Sehingga Motoe menyandang status sebagai pendatang baru di dalam daftar orang terkaya di Jepang tahun ini Cakap People.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Selandia Baru Memulai Kembali Sebagian Travel Bubble dengan Australia Mulai 5 Juli

Kota Perth Australia Lockdown; Berjuang Melawan Varian Delta COVID-19