in ,

Punya Vaksin Sendiri Hingga Dijual ke Negara Lain, Ternyata China Masih Pesan Pfizer

Bahkan China sudah memberikan pembayaran awal untuk pemesanan 100 juta dosis Pfizer

CakapCakap – Cakap People, bisa memproduksi sendiri tidak berarti juga tidak akan membeli produk orang lain. Ya, hal ini terlihat dari apa yang dilakukan oleh China baru-baru ini. dikabarkan bahwa perusahaan farmasi China memesan 100 juta vaksin Pfizer.

Pfizer sendiri merupakan vaksin buatan perusahaan Pfizer (Amerika Serikat) dan BioNTech (Jerman) untuk melawan Covid-19. Vaksin buatan AS ini juga sudah mendapatkan izin penggunaan di negara lain seperti halnya Inggris dan Arab Saudi. Vaksin ini sudah dinyatakan 95% efektif dalam uji klinis.

Vaksin Pfizer. Gambar via ft.com

China sejatinya sudah membuat vaksin sendiri, yakni Sinopharm dan Sinovac Biotech Ltd. Bahkan vaksin tersebut juga dijual ke negara lain, termasuk Indonesia. Bahkan sudah 1,2 juta dosis vaksin Sinovac sudah sampai di tanah air. Sedangkan vaksin dari Sinopharm sudah digunakan di Uni Emirat Arab dan mendapat sambutan bagus terkait efektivitasnya, seperti dalam lansiran Liputan6.

Negeri Tirai Bambu tersebut juga sudah memberikan persetujuan darurat untuk dua kandidat vaksin tersebut. Bahkan, China juga telah menyetujui penggunaan vaksin Cansino secara darurat untuk kepentingan militer di negara tersebut.

Vaksin Sinovac. Gambar via kompas.com

Menurut lansiran CNBC Indonesia, sebelumnya perusahaan farmasi China lainnya, Shenzhen Kangtai Biological Products Co Ltd juga bekerja sama dengan produsen vaksin corona asal Inggris, AstraZeneca PLC. Menurut rencana, 100 juta dosis vaksin yang akan diproduksi keduanya. Uji klinis juga sudah dilakukan di negara tersebut.

Meski begitu, perusahaan farmasi Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd juga melakukan pemesanan 100 juta dosis vaksin dari BioNTech. Vaksin tersebut dikabarkan akan digunakan di China daratan.

Rencananya, vaksin yang dibeli China tersebut akan digunakan tahun depan. Sebanyak 50 juta dosis vaksin Pfizer akan datang di awal dan akan dibayar di muka kepada BioNtech pada 30 Desember, sebesar 250 juta euro atau sekitar Rp4,3 triliun. Sementara sisanya akan dibayar lunas setelah adanya persetujuan adanya regulasi di negara tersebut.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Jumlah Orang tak Taat Prokes Meningkat Selama Cuti Bersama

Pandemi COVID-19 Sangat Parah di Tokyo, Tingkat Waspada Naik Ke Level Tertinggi

Ini Dia 4 Tips Agar Tetap Sehat Kala Musim Hujan, Langsung Amalkan yuk!