in ,

Olimpiade Tokyo: Jepang Pertimbangkan Tugaskan Dokter dan Perawat Pasukan Bela Diri

Sekitar 2.500 anggota delegasi Olimpiade dan Paralimpiade Jepang diperkirakan membutuhkan vaksin COVID-19.

CakapCakapCakap People! Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk memobilisasi dokter dan perawat dari Pasukan Bela Diri (Self-Defense Forces / SDF) di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo musim panas ini. Demikian disampaikan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi pada hari Selasa, 25 Mei 2021, di tengah kekhawatiran bahwa acara olahraga di bawah kondisi pandemi saat ini dapat melemahkan sumber daya medis yang sangat dibutuhkan oleh publik.

Melansir Japan Today, Kishi mengatakan kepada komite parlemen bahwa kementerian telah menerima permintaan dari panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, yang telah berusaha untuk mendapatkan cukup tenaga medis untuk memastikan keselamatan para atlet dan staf pembantu.

“Kami ingin berkoordinasi agar kami dapat mendukung Olimpiade dan pengoperasian pusat (vaksinasi),” kata Kishi, saat menjawab pertanyaan dari anggota parlemen oposisi.

Seiko Hashimoto, presiden Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, berbicara kepada wartawan hari Selasa di Depot Tsukiji, sebuah fasilitas yang menampung dan mengelola kendaraan yang terkait dengan Olimpiade Tokyo 2020. [Foto: AP / Koji Sasahara, Pool]

Dengan waktu hanya tinggal dua bulan lagi sebelum pembukaan Olimpiade, pusat vaksinasi COVID-19 massal yang dikelola negara, yang dioperasikan oleh dokter dan perawat SDF, dibuka Senin, 24 Mei 2021, di Tokyo dan Osaka sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat program inokulasi Jepang, yang telah tertinggal jauh di belakang negara maju lainnya.

Seiko Hashimoto, presiden Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo, mengatakan pada konferensi pers hari Jumat bahwa sebanyak 230 dokter dan 310 perawat akan dibutuhkan per hari selama pertandingan, menambahkan bahwa sekitar 80 persen dari jumlah yang dibutuhkan telah diamankan.

Pemerintah dan panitia telah berulang kali mengatakan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo dapat diadakan dengan aman di Jepang, yang telah berjuang untuk menjinakkan gelombang keempat infeksi yang telah menimbulkan tekanan besar pada sistem medis negara itu.

Olimpiade dan Paralimpiade tidak akan dihadiri oleh penonton dari luar negeri, namun akan melibatkan sekitar 15.000 atlet dari seluruh dunia, dan sebanyak 78.000 non-atlet dari luar negeri, termasuk anggota komite Olimpiade nasional, federasi olahraga internasional dan anggota dari media.

Menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa mengatakan pada konferensi pers pada hari Selasa, 25 Mei 2021, bahwa rencana untuk menggunakan aplikasi smartphone dengan pelacakan GPS untuk pengunjung asing terkait pertandingan telah ditinggalkan karena jadwal pengembangan dan alasan privasi, tetapi fungsi GPS pada smartphone akan digunakan untuk melacak keberadaan di Jepang dari mereka yang dites positif terkena virus corona baru.

Marukawa juga mengatakan sekitar 20.000 vaksin dari Pfizer Inc akan diberikan secara gratis kepada atlet Jepang yang berlaga di Olimpiade Tokyo, serta beberapa anggota staf, termasuk penerjemah dan wasit.

“Kami akan berkoordinasi agar staf yang sering bersentuhan dengan atlet dari berbagai negara juga akan divaksinasi,” ujarnya.

Panitia penyelenggara kemungkinan akan memainkan peran sentral dalam memilih pejabat dan pekerja yang akan divaksinasi, tetapi belum diputuskan kapan atau di mana mereka akan menerima suntikan, katanya.

Sekitar 2.500 anggota delegasi Olimpiade dan Paralimpiade Jepang diperkirakan membutuhkan vaksin COVID-19. Mereka kemungkinan akan diinokulasi sekitar awal Juni di Pusat Pelatihan Nasional Tokyo.

Sementara itu, mengamankan cukup staf medis yang dapat memberikan suntikan kepada sejumlah besar pejabat dan pekerja sebelum Olimpiade dibuka pada 23 Juli diperkirakan menjadi sebuah tantangan.

Pada hari Selasa, Hashimoto mengatakan kepada wartawan di Tokyo bahwa vaksinasi untuk pejabat akan dimulai sesegera mungkin, tetapi tidak mengungkapkan kerangka waktu tertentu.

“Kami akan melakukan yang terbaik untuk memanfaatkan (vaksin) untuk memastikan keselamatan dan keamanan bagi semua orang yang akan datang dari luar negeri dan masyarakat Jepang,” katanya.

Penemuan terbaru menunjukkan bahwa antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin Pfizer mampu menetralkan varian B1617. FOTO: AFP

Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee – IOC) mengatakan awal bulan ini bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech SE, akan diberikan kepada para atlet Olimpiade Tokyo. Diharapkan lebih dari 80 persen mereka yang tinggal di wisma atlet akan diinokulasi.

Hashimoto juga mengunjungi lahan kosong seluas 15 hektar yang dulu adalah tempat pasar ikan Tsukiji yang terkenal di Tokyo, yang akan digunakan sebagai pusat transportasi utama untuk Olimpiade dan Paralimpiade.

Kendaraan yang tak terhitung jumlahnya telah dibawa ke lokasi, dilengkapi dengan dispenser bahan bakar dan peralatan cuci mobil. Sekitar 2.000 bus telah diamankan untuk mengangkut para atlet dan lainnya, sementara badan penyelenggara akan menerima sekitar 2.700 mobil yang disewa dari Toyota Motor Corp., salah satu sponsor utama IOC.

“Transportasi akan dimulai awal Juli. Kami harus mempersiapkan dengan mantap dan menyukseskan acara,” kata Hashimoto.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Jepang Berencana Perpanjang Keadaan Darurat COVID-19 Setelah 31 Mei 2021

Gerhana Bulan Bisa Berdampak pada Mood Seseorang, Benarkah?