in ,

Kasus COVID-19 di India Melonjak 77.000 Sehari, Jadwal Ujian Jutaan Siswa Didesak untuk Ditunda!

Lebih dari 2,4 juta siswa dijadwalkan akan mengikuti ujian minggu depan untuk masuk universitas kedokteran dan teknik

CakapCakapCakap People! Ratusan pengunjuk rasa mengenakan masker berdemonstrasi di kota-kota besar India pada hari Jumat, 28 Agustus 2020. Mereka menentang rencana pemerintah untuk mengadakan ujian bagi jutaan siswa di masa pandemi, di saat negara itu mencatat penghitungan kasus harian tertinggi.

Kementerian Kesehatan India melaporkan 77.266 infeksi, menjadikan total penghitungan infeksi COVOD-19 di negara itu menjadi 3,3 juta orang, dengan korban meninggal total sebanyak 61.529 jiwa per Jumat.

Anggota NSUI memajang plakat saat melakukan mogok makan sebagai protes atas dugaan keputusan pemerintah yang kejam dan tidak bertanggung jawab yang menyerukan digelarnya ujian masuk Universitas di tengah pandemi COVID-19, di New Delhi, Rabu, 26 Agustus 2020. [Foto: PTI / Kamal Singh via The Wire]

India, dengan infeksi terbanyak di Asia, telah membukukan peningkatan satu hari tertinggi di seluruh dunia setiap hari sejak 7 Agustus. Selain di Asia, India juga berada di peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Brasil sebagai negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia.

“Hentikan ujian selama pandemi,” bunyi satu plakat yang dibawa oleh para pengunjuk rasa di kota timur Kolkata, sementara yang lain sempat mengalami bentrok sebentar dengan polisi di kota industri barat Ahmedabad, melansir The Guardian.

Lebih dari 2,4 juta siswa dijadwalkan akan mengikuti ujian minggu depan untuk masuk universitas kedokteran dan teknik. Rencana ini telah ditolak pemerintah federal dan diminta untuk ditunda, meskipun ada tekanan dari siswa dan partai oposisi.

“Penting bagi pemerintah untuk mendengarkan siswa,” kata Rahul Gandhi, seorang pemimpin partai oposisi Kongres, dalam sebuah video di media sosial, saat ia mendesak tidak ada kompromi tentang keselamatan siswa.

Biasanya ujian ini diadakan pada bulan April dan Mei, tetapi ujian telah ditunda dua kali tahun ini.

Ilustrasi virus corona. [Foto: CNN]

Sejumlah siswa meminta penundaan lebih lanjut, karena kekhawatiran meningkatnya infeksi serta kesulitan bepergian ke pusat ujian karena pembatasan transportasi dan penguncian di beberapa tempat.

Namun, penundaan lebih lanjut berisiko membebani siswa pada tahun ajaran, menteri pendidikan, Ramesh Pokhriyal, mengatakan kepada surat kabar Times of India.

Ketika infeksi menyebar dari kota yang padat ke daerah pedesaan yang luas, pejabat kesehatan telah meluncurkan survei nasional putaran kedua untuk menilai penyebarannya. Ini akan men-skrining antibodi 28.000 orang di 70 distrik dan hasilnya akan diketahui pada akhir September, kata Manoj Murhekar, Direktur Institut Nasional Epidemiologi.

“Survei akan memberi tahu kita berapa proporsi penduduk pedesaan yang juga terpapar virus,” tambahnya.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Gawat! 2.500 Orang Daftar Cerai di Pengadilan Agama Ponorogo Jawa Timur

Waspada Covid-19 Boleh, Tapi Ancaman Perubahan Iklim Jauh Lebih Berbahaya