in ,

Graham Clark, Remaja 17 Tahun Ini Jadi Dalang Peretasan Masif Akun Twitter Para Pesohor Dunia!

Dari aksi ini, Clark menghasilkan lebih dari 100.000 dolar AS dalam bentuk Bitcoin hanya dalam waktu satu hari.

CakapCakapCakap People! Kamu mungkin masih ingat peristiwa peretasan masif terhadap sejumlah akun Twitter milik deretan tokoh dan pesohor dunia pada Juli 2020 lalu?

Seorang anak berusia 17 tahun dari Florida diidentifikasi sebagai dalang di balik salah satu peretasan Twitter terbesar dalam sejarah tersebut, yang membobol akun nama-nama besar termasuk Elon Musk, Jeff Bezos, Barack Obama dan nama besar lainnya.

Remaja itu diketahui adalah Graham Clark. Atas perbuatannya itu, ia ditangkap dengan 30 tuduhan kejahatan karena diduga meretas akun pengguna Twitter dari para pesohor dunia sebagai bagian dari penipuan cyptocurrency skala besar.

Graham Clark, 17 tahun.[Foto via Elite Readers]

Skema aksi peretasan tersebut dilakukan untuk mencuri identitas pengguna Twitter orang terkenal dan menggunakan akun mereka untuk mengarahkan orang lain untuk mengirimkan Bitcoin ke akun Bitcoin yang dimiliki atau dijalankan oleh Clark.

Dari aksi ini, Clark menghasilkan lebih dari 100.000 dolar AS dalam bentuk Bitcoin hanya dalam waktu satu hari.

Menurut kantor Pengacara Negara Bagian Hillsborough County Andrew Warren, Clark akan menghadapi “satu tuduhan penipuan terorganisir, 17 tuduhan penipuan komunikasi, 10 tuduhan penggunaan informasi pribadi secara curang,” serta tuduhan terkait lainnya.

Foto via Elite Readers

Selain Clark, ada dua orang dewasa juga didakwa bersama. Mereka adalah Mason Sheppard dari Inggris dan Nima Fazeli dari Orlando, Florida.

“Kejahatan ini dilakukan dengan menggunakan nama orang dan selebriti terkenal, tapi mereka bukanlah korban utama di sini. ‘Bit-Con’ ini dirancang untuk mencuri uang dari warga Amerika biasa dari seluruh negeri, termasuk di sini di Florida,” kata Andrew Warren, melansir Elite Daily.

Aksi peretasan yang terjadi pada 15 Juli 2020 itu terungkap setelah dilakukan penyelidikan nasional yang melibatkan Departemen Penegakan Hukum Florida, kantor pengacara negara bagian, IRS, FBI, dan bahkan Secret Service.

Menurut Twitter, pelanggaran tersebut berasal dari “serangan phishing” yang ditargetkan terhadap karyawan situs media sosial tersebut. Clark diduga menargetkan staf yang memiliki akses ke alat dukungan yang digunakan oleh Twitter. Dengan melakukan itu, dia berhasil meretas 45 akun.

Selain itu, Clark juga berhasil meyakinkan salah satu karyawan Twitter bahwa dia adalah rekan kerja di departemen teknologi. Dia mampu mengamankan kredensial karyawan untuk mengakses portal layanan pelanggan.

Kesalahan dari Clark dan peretas lainnya menyebabkan penangkapan mereka kurang dari seminggu setelah pelanggaran dilakukan. Mereka bergegas untuk menyembunyikan uang yang mereka dapatkan setelah peretasan itu ditemukan dan mereka juga meninggalkan petunjuk tentang identitas asli mereka.

Selain tweet palsu, Clark dan orang-orang yang bekerja dengannya dapat mengakses kotak masuk pesan langsung dari 36 akun. Mereka juga dapat mengunduh data untuk tujuh akun Twitter.

Akun lain yang diretas oleh mereka termasuk Kanye West, Joe Biden, Bill Gates, dan Apple.

Twitter mengakui dakwaan dan penangkapan para tersangka.

Para profesional keamanan siber sama sekali tidak terkejut dengan usia para tersangka. Sebagian besar orang yang tertarik pada skema semacam ini adalah remaja yang mengejar nama pengguna yang unik karena mengontrolnya membuat mereka merasa penting dan memiliki

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Aturan Pembatasan COVID-19 di Seoul Korea Selatan Mulai Diberlakukan

Kasus Virus Corona di India Melonjak Jadi 3,6 Juta, Dengan 78.512 infeksi Baru