in ,

Game of Thrones: Bran Stark Menjadi Raja dan Menduduki Iron Throne, Kok Bisa?

CakapCakap – Ya. Tulisan ini memang mengandung spoiler untuk kamu yang belum sempat menontonnya. Setelah delapan tahun dengan 72 episode, akhirnya pertanyaan jutaan penggemar mengenai siapa yang bakal memenangkan tahta Iron Throne terjawab sudah dalam episode terakhir Game of Thrones season 8 hari ini.

Raja baru yang menduduki Iron Throne bukanlah Daenerys atau Jon Snow. Dia adalah Bran Stark.

Bran Stark. (Foto: Instagram @gameofthrones)

Meski tak memiliki garis keturunan raja, baik melalui nama keluarga Targaryen atau Baratheon, Bran “The Broken” Stark akhirnya terpilih sebagai Raja baru dari Six Kingdoms. 

Bran dipilih oleh dewan baru sebagai penguasa terbaik untuk Westeros, dan ia memilih Tyrion sebagai “Tangan Kanan Raja”. Sayangnya, Bran tidak bisa duduk di kursi singgasana Iron Throne. Kursi itu telah dihancurkan sebelumnya oleh Dragon sesaat sebelum ia membawa terbang mayat Daenerys. 

Seperti diketahui, Jon Snow membunuh Daenerys saat ia berubah mengikuti jejak ayahnya menjadi pembunuh berdarah dan menjadi “Mad Queen” untuk meraih kekuasaan. Belakangan diketahui bahwa Jon Snow adalah keponakan Daenerys. Padahal keduanya selama ini seperti sepasang kekasih.

Foto: Instagram

Pengangkatan Bran sebagai Raja adalah hasil keputusan bersama tentang bagaimana para penguasa Westeros dipilih, yaitu dengan jalan demokrasi.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan untuk Westeros, tetapi seri Game of Thrones akhirnya, “The Iron Throne,” meninggalkan negara itu sebagai tempat yang menjanjikan. 

Bran, seperti Jon Snow, tidak memiliki ambisi untuk menjadi Raja dari Seven Kingdoms atau bahkan Six Kingdoms. 

Bran seorang penguasa yang bijaksana dan berpengetahuan seperti yang diinginkan oleh Westeros, mengingat bahwa dia adalah “Three-Eyes Raven”, memahami sejarah negaranya dan belajar dari kesalahan-kesalahan.

Foto: HBO

Raja Bran dibantu oleh “Dewan Kecil” yang memiliki karakter “baik” di Game of Thrones ini, diantaranya adalah; Tyrion, Brienne, Sam, dan Davos. Dan juga Bronn.

Meskipun Bran mungkin bukan Stark yang diharapkan penggemar untuk dilihat di Iron Throne, namun penunjukannya sebagai Raja merupakan akhir yang memuaskan untuk cerita delapan tahun ini.

Pada musim pertama, keluarga Stark direndahkan dan trauma dengan kematian Ned Stark. Kini, justru berakhir dengan Starks memerintah di North dan enam kerajaan lainnya. Sang Kakak, Sansa Stark mengakuinya sebagai penguasa dan jelas bahwa akan ada aliansi yang kuat antara Norh dan South bergerak maju.

Foto: Screen Rant

Lebih penting lagi, pengangkatan Bran menandai berakhirnya tradisi pemilihan Raja atau pewaris tahta berdasarkan pada garis keturunan mereka, daripada kemampuan mereka untuk memerintah, karena Bran sendiri tidak bisa menjadi ayah dari anak-anak. 

Penghancuran Tahta Besi atau Iron Throne adalah simbol dari berakhirnya sistem pemilihan Raja dan Ratu ini, dan meskipun saran Sam untuk mengizinkan semua orang menyampaikan suaranya di Westeros sempat diejek secara luas, itu meletakkan dasar bagi kemungkinan sistem demokrasi di Westeros di masa depan.

Comments

2 Pings & Trackbacks

  1. Pingback:

  2. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Hati-hati, Zodiak Ini Sangat Pencemburu Jika Jadi Pasangan!

Game of Thrones: Inilah Deretan Karakter yang Masih Hidup