in ,

Empat Tanda Kamu Sudah Mendapatkan Dokter yang Tepat

Memiliki dokter yang bisa dihubungi secara rutin adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan pasien.

CakapCakapCakap People! Ada beberapa tanda kamu dan dokter memiliki hubungan yang baik. Memiliki dokter yang bisa dihubungi secara rutin adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan pasien. Hanya saja, banyak orang kesulitan menemukan penyedia perawatan primer yang mau mendengarkan dan menangani masalah mereka dengan serius.

Jadi, seperti apa hubungan yang baik dengan dokter itu? Dr F Perry Wilson, profesor di Yale School of Medicine mengatakan bahwa pasien harus bisa memercayai dokternya dan merasa cukup nyaman untuk memberi tahu mereka hal-hal yang berpotensi membahayakan kesehatan, namun mereka tidak akan memberi tahu orang lain.

“Itu adalah hubungan yang sangat unik di dunia. Itu tidak datang dengan mudah, dan biasanya tidak terjadi pada kunjungan pertama,” kata dr Wilson.

Empat Tanda Kamu Sudah Mendapatkan Dokter yang Tepat [Pressfoto/freepik]
Ilustrasi [Pressfoto/freepik]

Menurut dr Wilson, itulah sebabnya membangun hubungan dengan dokter perawatan primer sangat penting dari waktu ke waktu. Selain itu, ada beberapa tanda yang bisa dibaca oleh pasien dalam mencari dokter yang tepat untuk membantu mengelola kesehatan dan benar-benar merasa cocok secara pribadi.

Berikut ini beberapa tanda kamu dan dokter memiliki hubungan yang baik, dilansir dari laman Today:

Kamu merasa seperti sebuah tim

Dr Wilson mengatakan hal utama yang harus dicari adalah perasaan bahwa kamu berada di tim yang sama dengan dokter kamu. Menurutnya, harus ada persahabatan antara kamu dan dokter. Dalam kedokteran, itu disebut “aliansi terapeutik”.

“Itu seperti kita bergabung bersama dalam pertempuran melawan penyakit,” ujar dr Wilson.

Ini adalah konsep yang sulit untuk dijelaskan secara konkret. Akan tetapi, orang umumnya mengetahuinya saat mereka merasakannya.

Dokter memberikan kesempatan bagi kamu untuk berbicara

Dr Wilson menuturkan dokte harus mau mendengarkan kamu. Itu pertanda penting bahwa mereka benar-benar peduli dengan aliansi terapeutik tersebut.

Kamu harus merasa nyaman menanyakan alasan dokter memberikan obat tertentu atau ketika menyarankan perubahan perilaku. Ketika pasien menanyakan data yang mendukung saran dari dokter, itu bukanlah pertanyaan menjebak.

Dokter kamu paham dan bersedia menjelaskan secara ilmiah

Dr Wilson menjelaskan pasien harus merasa nyaman menanyakan alasan dokter memberikan obat tertentu atau menyarankan perubahan perilaku tertentu. Dokter mungkin harus menyegarkan ingatan mereka, tetapi mereka harus mengetahui datanya dan bersedia membaginya dengan kamu.

Dokter menerima keputusan kamu

Pasien dan dokter harus berkolaborasi untuk mengelola kesehatan pasien. Akan tetapi, pasien masih bisa melakukan riset sendiri dengan mencari pendapat banding (second opinion) dan sumber daring yang memiliki reputasi baik.

Pada akhirnya, pasien mungkin saja tidak setuju dengan dokternya terkait tindakan terbaik. Seorang dokter yang baik harus dapat memisahkan keputusan pribadi itu dari hubungan dokter-pasien.

“Jika Anda memutuskan untuk melakukan sesuatu atau tidak minum obat yang direkomendasikan, dokter Anda berkewajiban menerimanya tidak hanya secara etis, tetapi itu juga tidak boleh memengaruhi hubungan,” kata dr Wilson yang juga penulis buku How Medicine Works and When It Doesn’t: Learning Who Trust to Get and Stay Healthy.

Dokter baru turun tangan jika itu menyangkut keselamatan kamu.

Satu-satunya pengecualian untuk poin di atas adalah ketika dokter meyakini kamu mungkin melakukan sesuatu yang benar-benar berbahaya.

Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Enam Superfood Ini Bantu Perlambat Penuaan Dini di Usia 40 Tahun

Enam Superfood Ini Bantu Perlambat Penuaan Dini di Usia 40 Tahun

Konsumsi Okra Bisa Bantu Stabilkan Gula Darah, Bagus untuk Pengidap Diabetes

Konsumsi Okra Bisa Bantu Stabilkan Gula Darah, Bagus untuk Pengidap Diabetes