in

Berkunjung ke Rumah Raja Saoraja, Cagar Budaya Wajo Sulawesi Selatan

Sobat Millenial CakapCakap, apakah kamu pernah dengar dengan istilah Saoraja? Saoraja adalah rumah raja di Wajo, Sulawesi Selatan. Rumah ini dirancang terbuka dan tidak menakutkan supaya rakyat tidak segan untuk menghadap raja. Salah satunya, Saoraja Mallangga yang menjadi kediaman pribadi Arung Bettempola. Seiring dengan perkembangan zaman, rumah raja Bettempola ini mengalami sedikit perubahan. Ranreng Bettempola Wajo ke-27 ini dirancang terbuka, tidak berpagar, dan bangunannya tidak terlalu tinggi. Namun mengingat di dalamnya tersimpan benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Wajo maka dilakukan penyesuaian dengan memasang teralis.

Pekarangan Saoraja Mallangga, Wajo, Sulawesi Slatan via Twitter.

Kini, rumah tersebut didiami oleh anak laki-laki Datu Makkaraka, yakni H Datu Sangkuru beserta dua dari lima anaknya dan beberapa keponakannya. Sangkuru menggantikan posisi kakak laki-lakinya yang meninggal pada tahun 2005 silam.

Ada berbagai versi mengenai asal-usul kerajaan Waji di Sulawesi Selatan yang didirikan tahun 1339. Salah satunya, ada tiga anak Raja Cinnottabi yang dianggap keturunan dewa yang kemudian membagi wilayah menjadi tiga bagian atau limpo, akni Bettempola, Talonlenreng, dan Tuwa. Pemimpin dari ketiganya dinobatkan sebagai batara atau raja dari wilayah yang disebut Wajo ini. Batara berikutnya merupakan keturunan Batara yang terdahulu. Namun, Batara ketiga disingkirkan karena perilakunya yang tidak pantas. Selanjutnya Wajo dipimpin oleh Arung Matowa yang dipilih berdasarkan mufakat dan diambilkan dari anggota keluarga besar. Sejak saat itu, pemilihan raja beralih menjadi elektif atau demokrasi terbatas.Setelah era kemerdekaan, Wajo berubah menjadi kabupaten.

Saoraja, saksi bisu kehidupan keturunan keluarga Kerajaan Wajo via Istimewa.

Rumah yang dibangun pada tahun 1930 ini menjadi saksi kehidupan keturunan keluarga Kerajaan Wajo. Rumah ini memadukan konsep rumah tradisional Wajo dan desain yang kolonial. Bentuknya seperti rumah panggung, namun tidak setinggi rumah panggung biasa. Tiang tidak ditanam ke tanah, melainkan ditumpukan di atas umpak batu. Lantai dua rumah tersebut diperuntukkan sebagai tempat tinggal anak dan cucu perempuan keturunan Datu Makkaraka. [ED/RM]

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Ngabuburit Seru! Nonton Film Di Kelas VIP Cinemaxx Gold Phinisi Point

Ini Asal Usul Mie Titi, Mie Paling Menggoda Lidah Se-Makassar