in ,

Studi AS: Omicron Hasilkan COVID-19 Lebih Ringan Dibanding Delta

Namun, varian Omicron yang menyebar cepat telah menyebabkan rekor jumlah infeksi dan rawat inap, membebani sistem perawatan kesehatan AS

CakapCakapCakap People! Varian Omicron tampaknya menghasilkan COVID-19 yang lebih ringan daripada yang terlihat selama periode penularan virus corona yang tinggi sebelumnya termasuk gelombang Delta, dengan masa rawat inap yang lebih pendek, lebih sedikit kebutuhan untuk perawatan intensif (ICU) dan lebih sedikit kematian. Demikian menurut sebuah studi baru di AS.

Namun, varian Omicron yang menyebar cepat telah menyebabkan rekor jumlah infeksi dan rawat inap, membebani sistem perawatan kesehatan AS, melansir Channel News Asia.

Meskipun lonjakan tajam dalam kasus COVID-19, persentase pasien rawat inap yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) selama gelombang Omicron saat ini sekitar 29 persen lebih rendah daripada selama gelombang musim dingin lalu dan sekitar 26 persen lebih rendah daripada selama gelombang Delta. Demikian menurut hasil studi yang diterbitkan pada Selasa, 25 Januari 2022, di US Centers for Disease Control and Prevention’s (CDC) Morbidity and Mortality Weekly Report.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Tingkat keparahan penyakit COVID-19 yang lebih rendah selama periode Omicron kemungkinan terkait dengan cakupan vaksinasi yang lebih tinggi, penggunaan booster di antara mereka yang memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan tambahan, serta infeksi sebelumnya yang memberikan perlindungan kekebalan, kata penelitian tersebut.

Kematian pada periode 19 Desember 2021 hingga 15 Januari 2022, ketika infeksi Omicron berada pada puncaknya, rata-rata 9 per 1.000 kasus COVID-19, dibandingkan dengan 16 per 1.000 pada puncak musim dingin sebelumnya dan 13 selama gelombang Delta, studi menunjukkan.

Temuan ini konsisten dengan analisis data sebelumnya dari Afrika Selatan, Inggris dan Skotlandia, di mana infeksi dari Omicron memuncak lebih awal daripada di Amerika Serikat, kata CDC.

Foto: Straits Times/ LIM YAOHUI

Rawat inap yang relatif tinggi di antara anak-anak selama periode Omicron mungkin terkait dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa, kata badan tersebut. Anak-anak di bawah usia 5 tahun belum memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin di Amerika Serikat dan tingkat vaksinasi di antara anak-anak yang lebih tua tertinggal dari orang dewasa.

Studi ini melibatkan analisis data dari database layanan kesehatan besar dan tiga sistem pengawasan untuk menilai karakteristik COVID-19 AS dari 1 Desember 2020 hingga 15 Januari 2022.

Para penulis mengatakan salah satu keterbatasan penelitian ini adalah tidak dapat mengecualikan infeksi insidental di mana pasien yang dirawat karena alasan lain dinyatakan positif COVID-19 saat berada di rumah sakit. Itu dapat meningkatkan rasio rawat inap terhadap kasus dan memengaruhi indikator keparahan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Korea Laporkan Rekor Lebih dari 13.000 Kasus COVID-19 Sehari untuk Pertama Kalinya

Kasus COVID-19 Indonesia Bertambah 7.010 & 7 Meninggal Hari Ini