in ,

WHO Membuat Rekomendasi Sementara untuk Mencampur dan Mencocokkan Vaksin COVID-19

AstraZeneca dan vaksin mRNA juga dapat digunakan setelah dosis awal vaksin tidak aktif (inactivated vaccine) seperti Sinopharm, kata WHO.

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi sementara pada Kamis, 16 Desember 2021, untuk mencampur dan mencocokkan (mix and match) vaksin COVID-19 dari produsen yang berbeda untuk dosis kedua dan suntikan booster.

Tergantung pada ketersediaan, vaksin mRNA, seperti yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan Moderna Inc dapat digunakan sebagai dosis berikutnya setelah dosis awal AstraZeneca dan sebaliknya, kata badan kesehatan global itu, Reuters melaporkan.

Botol dengan label vaksin Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna coronavirus disease (COVID-19) terlihat pada gambar ilustrasi yang diambil 19 Maret 2021. [Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi]

AstraZeneca dan vaksin mRNA juga dapat digunakan setelah dosis awal vaksin tidak aktif (inactivated vaccine) seperti Sinopharm, kata WHO.

Vaksin vektor virus AstraZeneca berisi instruksi untuk membuat antigen virus corona, sedangkan vaksin mRNA menggunakan kode dari SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan COVID-19, untuk memicu respons imun pada penerima. Vaksin tidak aktif (inactivated vaccine) mengambil virus SARS-CoV-2 dan menonaktifkan atau membunuhnya menggunakan bahan kimia, panas atau radiasi.

Panduan tersebut telah dikembangkan berdasarkan saran dari Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang vaksin awal bulan ini.

Rekomendasi tersebut muncul setelah sebuah penelitian besar pekan lalu mengatakan dosis pertama suntikan AstraZeneca atau Pfizer/BioNTech diikuti dengan vaksin Moderna sembilan minggu kemudian menginduksi respons imun yang lebih baik.

Namun, WHO mengatakan pencampuran dan pencocokan harus mempertimbangkan proyeksi pasokan, aksesibilitas, serta manfaat dan risiko vaksin COVID-19 yang digunakan.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Rekomendasi tersebut akan ditinjau ketika lebih banyak data tersedia, kata WHO.

Banyak negara telah melangkah maju dengan mencampur dan mencocokkan vaksin karena mereka menghadapi lonjakan jumlah infeksi COVID-19, persediaan yang rendah, dan imunisasi yang lambat karena beberapa masalah keamanan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

CDC Rekomendasikan Vaksin COVID-19 Moderna dan Pfizer Daripada J&J

Studi Baru: Vaksin Tingkatkan Harapan Cegah Penyakit Parah dari Omicron