in ,

WHO: 80 Persen Remaja di Seluruh Dunia Malas Olahraga, Inilah Bahaya Kesehatan di Masa Depan

Studi WHO ini telah diterbitkan dalam jurnal The Lancet Child & Adolescent Health

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memperingatkan bahwa remaja di seluruh dunia membahayakan kesehatan mereka dengan gagal mendapatkan cukup olahraga, untuk mengurangi risiko obesitas dan penyakit kardiovaskular. Hal itu terungkap melalui sebuah studi WHO yang dirilis pada hari Jumat, 22 November 2019.

Dilansir dari Reuters, Senin 25 November 2019, berdasarkn data dari 1,6 juta remaja di 146 negara, studi ini menemukan bahwa lebih dari 80% remaja berusia antara 11 tahun dan 17 tahun tidak memenuhi rekomendasi WHO untuk melakukan olahraga minimal satu jam dalam satu hari.

Ilustrasi. [Foto: DW.com]

“Empat dari setiap lima remaja tidak mengalami kenikmatan dan manfaat kesehatan sosial, fisik, dan mental dari aktivitas fisik biasa,” kata Fiona Bull, seorang spesialis dalam aktivitas dan kesehatan, yang juga rekan penulis penelitian ini.

Ia mendesak para pembuat kebijakan di seluruh dunia untuk “bertindak sekarang demi kesehatan generasi muda ini dan yang akan datang”.

Secara global, remaja perempuan lebih tidak aktif berolahraga daripada laki-laki, dengan 85% perempuan dan 78% laki-laki yang disurvei gagal mencapai target olahraga harian.

Studi ini mengamati remaja yang masih sekolah selama tahun 2001-2016 dan penulis mengatakan tidak ada yang menunjukkan bahwa pola tersebut telah membaik sejak saat itu.

Leanne Riley, seorang ahli WHO tentang penyakit tidak menular dan salah satu penulis dalam studi itu, mengatakan perilaku malas berolahraga atau tidak aktif tersebut sebagian disebabkan oleh teknologi digital yang membuat para remaja menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain ponsel, tablet, dan layar lainnya.

“[..] revolusi elektronik ini yang tampaknya telah mengubah pola pergerakan remaja dan mendorong mereka untuk duduk lebih banyak, menjadi kurang aktif, mengemudi lebih banyak, berjalan lebih sedikit, (dan) menjadi kurang aktif secara umum,” katanya.

Negara demi negara, persentase remaja yang tidak mencapai tujuan olahraga berkisar dari 66% di Bangladesh hingga 94% di Korea Selatan.

Di Amerika Serikat, meskipun ada rencana secara nasional untuk mempromosikan latihan fisik sejak 2010, tingkat obesitas telah meningkat di kalangan remaja, terutama mereka yang makan makanan tinggi garam dan gula, menurut penelitian tersebut.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Studi WHO, yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Child & Adolescent Health, mengatakan banyak olahraga di Amerika Serikat tampaknya dirancang lebih besar untuk menarik perhatian remaja laki-laki daripada perempuan. Tingkat tidak aktif di kalangan anak perempuan Amerika adalah 81%, dibandingkan dengan 64% untuk anak laki-laki.

Riley mengatakan bahwa ketika tingkat aktivitas remaja stagnan, tingkat kenaikan berat badan dan obesitas meningkat: “Dua fenomena ini menjadi perhatian. Kita perlu berbuat lebih banyak jika ingin menghentikan peningkatan obesitas … dan meningkatkan tingkat aktivitas fisik yang lebih baik. “

WHO mengatakan aktif secara fisik memiliki beragam manfaat kesehatan, termasuk peningkatan kesehatan jantung, paru-paru dan otot, kesehatan tulang, dan dampak positif pada berat badan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Raja Media Bloomberg Calonkan Diri Sebagai Presiden, Siap Kalahkan Trump di Pilpres 2020

Ini Dia Rahasianya Cepat Dapat Kerja Walau Belum Berpengalaman!