in ,

Penderita Obesitas Dilarang Melakukan Olahraga yang Melompat-lompat, Kenapa?

Simak penjelasan ilmiahnya!

CakapCakapCakap People! Obesitas merupakan masalah kesehatan global yang semakin meningkat prevalensinya. Meskipun olahraga dianggap sebagai cara untuk mengatasi obesitas, ada jenis olahraga yang sebaiknya dihindari oleh penderita obesitas, termasuk yang melibatkan melompat-lompat.

Penderita Obesitas Dilarang Melakukan Olahraga yang Melompat-lompat, Kenapa?
Ilustrasi [Foto: Freepik]

Berikut adalah beberapa alasan ilmiah yang mendukung larangan tersebut.

1. Beban Ekstra pada Sendi

Studi yang diterbitkan di Journal of Orthopaedic Research menunjukkan bahwa orang yang menderita obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena kerusakan pada sendi mereka.

Saat melakukan olahraga yang melompat-lompat, seperti lompat tali atau lompat kangkang, beban yang diterima oleh sendi mereka jauh lebih besar daripada orang dengan berat badan yang sehat. Ini meningkatkan risiko cedera sendi, termasuk kerusakan tulang rawan dan arthritis.

2. Tekanan pada Jantung dan Pembuluh Darah

Penderita obesitas cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi. Saat melakukan olahraga yang melompat-lompat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat secara signifikan.

Studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Applied Physiology menunjukkan bahwa latihan yang melibatkan lompatan tinggi meningkatkan tekanan pada arteri dan jantung, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, terutama pada orang yang sudah memiliki risiko penyakit kardiovaskular.

3. Risiko Cedera Lainnya

Olahraga yang melibatkan melompat-lompat juga meningkatkan risiko cedera pada bagian tubuh lainnya, seperti punggung, leher, dan lutut.

Pada penderita obesitas, tulang dan otot mungkin sudah tertekuk oleh beban ekstra, sehingga rentan terhadap cedera. Cedera pada penderita obesitas cenderung lebih serius dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.

Alternatif Olahraga yang Aman

Meskipun penderita obesitas sebaiknya menghindari olahraga yang melompat-lompat, bukan berarti mereka tidak bisa berolahraga sama sekali. Berjalan, bersepeda, atau berenang adalah alternatif yang lebih aman dan efektif. Olahraga ini memiliki dampak yang lebih rendah pada sendi dan jantung, namun tetap memberikan manfaat yang signifikan untuk kesehatan.

Penderita obesitas harus berhati-hati dalam memilih jenis olahraga untuk menghindari risiko cedera yang berpotensi berbahaya. Mengganti olahraga yang melompat-lompat dengan aktivitas yang lebih rendah dampaknya, seperti berjalan atau berenang, dapat memberikan manfaat kesehatan tanpa meningkatkan risiko cedera.

Konsultasi dengan dokter atau ahli olahraga sebelum memulai program olahraga adalah langkah yang bijaksana untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan dalam perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik.

SUMBER ARTIKEL

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Begini Cara Umat Islam Indonesia Berangkat Haji Zaman Dulu

Begini Cara Umat Islam Indonesia Berangkat Haji Zaman Dulu

3 Cara Mudah Konsultasi ke Psikolog dan Psikiater Gratis Pakai BPJS!

3 Cara Mudah Konsultasi ke Psikolog dan Psikiater Gratis Pakai BPJS Kesehatan