in ,

Thailand Tetap Gunakan Vaksin Sinovac China Pasca Kasus Efek Samping ‘Seperti Stroke’

Thailand telah memesan 1,5 juta lebih suntikan vaksin COVID-19 yang akan segera tiba.

CakapCakapCakap People! Thailand akan terus menggunakan vaksin COVID-19 dari China, Sinovac Biotech, menyusul enam laporan efek samping “seperti stroke” yang tidak biasa di antara penerima. Demikian disampaikan para ahli yang ditunjuk pemerintah, Rabu, 21 April 2021.

Reuters melaporkan, panel ahli mengatakan, enam petugas medis di provinsi Rayong, timur Bangkok, yang diinokulasi awal bulan ini mengalami gejala yang mirip dengan stroke, termasuk kantuk dan mati rasa pada anggota badan.

Mereka telah pulih setelah diberikan perawatan stroke dan tidak ada pembekuan darah yang ditemukan.

FOTO: EPA-EFE

Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya fokus global pada tingkat kemanjuran dan kemungkinan efek samping dari berbagai vaksin COVID-19, dan penangguhan sementara di beberapa negara, termasuk atas laporan pembekuan darah di antara beberapa penerima.

Sinovac tidak segera menanggapi email dari Reuters yang meminta tanggapan.

Thailand telah menerima dua juta dosis vaksin dari perusahaan China CoronaVac, yang telah diberikan kepada lebih dari 600.000 orang di seluruh negeri. Thailand telah memesan 1,5 juta lebih suntikan vaksin COVID-19 yang akan segera tiba.

Para ahli tidak dapat mengatakan dengan pasti apa yang menyebabkan gejala tersebut, namun mereka menduga hal itu terkait dengan sistem saraf dan tidak berakibat fatal, kata Kulkanya Chokephaibulkit dari Rumah Sakit Siriraj Bangkok.

Pemindaian otak dari keenam wanita itu menunjukkan hasil normal yang tidak menunjukkan adanya stroke, dan tidak ada penyimpangan yang ditemukan dalam kumpulan vaksin di mana enam dosis itu berasal, kata Kulkanya.

Foto: AFP

Dosis dari kelompok yang sama didistribusikan ke provinsi lain dan lebih dari 300.000 orang mungkin telah menerima suntikan, tambahnya.

“Panel setuju kami dapat terus menggunakan batch vaksin ini karena manfaat vaksin lebih besar daripada efek sementara yang dapat terjadi,” kata Kulkanya.

Tidak ada efek seperti itu yang dilaporkan sebelumnya di Thailand atau negara lain, tambahnya.

Insiden tersebut tidak akan mengubah rencana Thailand untuk memulai inokulasi massal mulai Juni, kata Taweesap Siraprapasiri dari Departemen Pengendalian Penyakit.

“Efek sampingnya dapat dipantau dan tidak melebihi apa yang kami harapkan,” kata Taweesap.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Negara Bagian Australia Investigasi Penyebaran COVID-19 di Hotel Karantina

5 Makanan Sehari-hari Ini Bakal Jadi Beracun Jika Tak Diolah Secara Tepat