in

Studi: Optimisme Adalah Kunci Untuk Bisa Hidup Lebih Lama

Sebuah studi menemukan bahwa orang yang optimis cenderung hidup lebih lama daripada mereka yang memiliki pandangan hidup yang suram.

CakapCakapCakap People! Untuk bisa hidup lebih lama, ternyata kuncinya cukup sederhana. Sebuah studi menemukan bahwa orang yang optimis cenderung hidup lebih lama daripada mereka yang memiliki pandangan hidup yang suram.

Dilansir dari Fox News, Jumat, 6 September 2019, hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama 10 hingga 30 tahun yang melihatkan peserta lebih dari 69.000 profesional kesehatan wanita berusia 58-86 tahun, dan lebih dari 1.400 veteran pria berusia 41 hingga 90 tahun.

Foto: Pixabay.

Pada awal penelitian, peserta (yang semuanya berada di Amerika Serikat) menjawab pertanyaan untuk mengukur seberapa optimisnya mereka, seperti “secara keseluruhan, saya berharap lebih banyak hal baik terjadi pada saya daripada yang buruk.”

Hasil studi ini menemukan bahwa peserta dengan tingkat optimisme tertinggi yaitu  50 persen hingga 70 persen, lebih mungkin hidup sampai usia 85 tahun atau lebih, dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat optimisme terendah.

Terlebih lagi, orang yang paling optimis memiliki masa hidup rata-rata sekitar 11 persen hingga 15 persen lebih lama daripada orang yang paling tidak optimis.

Studi ini juga dilakukan setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hubungan, termasuk apakah peserta memiliki kondisi kesehatan seperti penyakit jantung atau kanker, atau apakah mereka mengalami depresi.

Hasilnya menambah bukti yang berkembang bahwa faktor psikologis tertentu dapat memprediksi rentang hidup yang lebih lama, kata para penulis. Sebagai contoh, penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa orang yang lebih optimis memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kronis, dan risiko kematian dini yang lebih rendah. Tetapi studi baru tampaknya menjadi yang pertama untuk langsung melihat hubungan antara optimisme dan umur panjang.

Foto: Pixabay

Para peneliti mencatat bahwa kaitan yang ditemukan dalam studi baru itu tidak sekuat ketika mereka mempertimbangkan perilaku kesehatan tertentu, termasuk kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, tingkat olahraga, dan diet. Ini menunjukkan bahwa perilaku ini mungkin, sebagian, menjelaskan tautannya.

Dengan kata lain “optimisme dapat menumbuhkan kebiasaan yang meningkatkan kesehatan dan meningkatkan resistensi terhadap impuls tidak sehat,” tulis para penulis, dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston, dalam studi mereka, yang diterbitkan pada 26 Agustus di jurnal Proceedings of National Academy of Sciences.

Orang yang optimis juga dapat pulih lebih cepat dari pemicu stres mendadak, dan mungkin mengalami respons emosional yang kurang ekstrem setelah pemicu stres semacam itu, kata mereka.

Namun, penelitian ini hanya menemukan sebuah asosiasi, dan tidak dapat membuktikan dengan pasti bahwa optimisme menyebabkan hidup lebih lama. Studi ini terutama melibatkan orang kulit putih dengan status sosial ekonomi tinggi, sehingga tidak jelas seberapa baik temuan ini berlaku untuk populasi lain, demikian dicatat para penulis. 

Foto: Pixabay.

Selain itu, penelitian ini tidak dapat memperhitungkan semua faktor yang dapat mempengaruhi tingkat optimisme seseorang, seperti apakah peserta telah kehilangan pekerjaan atau mengalami kematian orang yang dicintai, yang juga dapat mempengaruhi hasil.

Tetapi jika temuan itu benar, mereka menyarankan bahwa optimisme dapat berfungsi sebagai atribut psikologis yang “meningkatkan kesehatan dan umur panjang,” tulis para penulis di koran.

Beberapa studi menunjukkan bahwa intervensi seperti latihan menulis singkat, meditasi atau beberapa jenis terapi bicara dapat membantu meningkatkan optimisme orang.

Namun, para penulis menyimpulkan bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah peningkatan optimisme diterjemahkan ke dalam kesehatan yang lebih baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ternyata Ini loh Hal yang Sering Dirahasiakan Atasan dari Bawahan, Apa Saja?

Jika Merasakan 5 Hal Berikut, Sudah Saatnya Segera Mengganti Kasur Tidur Kamu!