in ,

Satgas Ingatkan Potensi Cluster COVID-19 di Tempat Penampungan Banjir

Kepatuhan terhadap protokol kesehatan COVID-19 di tempat penampungan, termasuk memakai masker, menjaga jarak secara fisik dan mencuci tangan, dapat mengurangi risiko penularan.

CakapCakapCakap People! Juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional Wiku Adisasmito telah memperingatkan masyarakat tentang kemungkinan kelompok infeksi di tempat penampungan korban banjir saat musim hujan mendekat.

“Kami mengimbau pemerintah daerah waspada untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19. Salah satu potensi sumber cluster COVID-19 adalah tempat penampungan korban banjir,” kata Wiku, Kamis, 24 September 2020, melansir The Jakarta Post.

Rumah-rumah di Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin, 21 September 2020, terendam air banjir setelah hujan deras yang menyebabkan sungai-sungai di sekitarnya meluap. [Foto: Dok. BNPP]

Kepatuhan terhadap protokol kesehatan COVID-19 di tempat penampungan, termasuk memakai masker, menjaga jarak secara fisik dan mencuci tangan, dapat mengurangi risiko penularan, katanya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan tempat penampungan serta memberikan sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup untuk melindungi masyarakat dari penyakit umum di musim hujan seperti demam berdarah, diare, kusta, tifus dan penyakit kulit.

“Semua penyakit ini bisa menurunkan daya tahan tubuh, sehingga membuat mereka semakin rentan tertular COVID-19,” ujarnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan – yang sering membawa banjir – akan dimulai pada akhir Oktober atau awal November tahun ini, namun beberapa daerah sudah melaporkan hujan deras selama peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Usai hujan deras, air banjir menggenangi jalan di Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Senin, 21 September 2020. BMKG meminta masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin puting beliung yang mengikuti curah hujan tinggi.Foto: Kompas.com/Handout]

Hujan deras telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Tanah Air, termasuk Jakarta dan Jawa Barat pada Selasa dan Rabu, dengan air di Sukabumi, Jawa Barat , mencapai ketinggian 6 meter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi melaporkan bahwa 20 orang luka-luka dan 210 keluarga telah mengungsi dari rumah mereka saat banjir.

Sementara itu, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat menyatakan keadaan darurat selama 14 hari masing-masing hingga 26 dan 27 September sebagai tanggapan atas banjir besar yang telah menggenangi puluhan kabupaten di dua provinsi tersebut selama 15 hari terakhir. Sedikitnya 16.459 orang terkena dampak banjir di Kalimantan Tengah saja, sedangkan di Kalimantan Barat, banjir melanda lebih dari separuh kabupaten di Kabupaten Ketapang yang dihuni 279.530 jiwa.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Kasus Virus Corona di AS Capai 7 Juta Saat Wabah Melonjak di Wilayah Midwest

PM Swedia: Kasus COVID-19 Bangkit Lagi di Swedia di Tengah Kembalinya ‘Pelukan dan Pesta’