in ,

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi Selama Masa Transisi Musim Kemarau Ke Hujan

Cuaca ekstrem bakal terjadi selama masa transisi yaitu pada September-Oktober ini.

CakapCakapCakap People! Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa cuaca ekstrem kemungkinan besar akan terjadi selama masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan di Indonesia.

“Dalam masa transisi ini [September-Oktober], kita perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti curah hujan singkat disertai petir atau badai petir, angin puting beliung dan hujan es,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 September 2020, melansir The Jakarta Post.

Usai hujan deras, air banjir menggenangi jalan di Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Senin, 21 September 2020. BMKG meminta masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin puting beliung yang mengikuti curah hujan tinggi.Foto: Kompas.com/Handout]

BMKG juga memperkirakan curah hujan dengan intensitas tinggi disertai petir atau badai petir akan terjadi di beberapa wilayah antara lain Sumatera Utara dan Barat, Jawa Barat, seluruh provinsi Kalimantan, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua dalam seminggu ke depan.

Masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin puting beliung yang mengikuti curah hujan tinggi.

Foto ilustrasi.Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan pada hari Senin, 21 September 2020 bahwa dalam masa transisi cuaca ini [September-Oktober 2020], masyarakat perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti curah hujan singkat disertai petir atau badai petir, angin puting beliung dan hujan es. [Foto: Pixabay]

Hujan deras yang diikuti banjir terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat dan Jakarta pada Senin, 21 September 2020. Permukaan air di banyak sungai juga dilaporkan naik karena tingginya volume hujan deras.

“Curah hujan yang tinggi disebabkan oleh kondisi atmosfer yang tidak stabil yang diperkuat dengan gelombang Rossby di atmosfer [gelombang yang terjadi secara alami akibat rotasi bumi dan mempengaruhi cuaca dan iklim planet] serta konvergensi horizontal angin,” jelas Guswanto.

“Fenomena atmosfer ini meningkatkan potensi munculnya awan hujan [nimbus] di sekitar wilayah Jawa Barat, ”imbuhnya.

Cakap People! Setelah mengetahui informasi dari BMKG ini, tetaplah waspada dan berhati-hati dengan segala perubahan cuaca terlebih di masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan ini ya. Stay safe and healthy!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Puluhan Ribu Orang Unjuk Rasa, Polisi Thailand Sita Plakat yang Menargetkan Monarki Raja Thailand

Ratusan Gajah Mati Massal di Botswana, Ini Penyebabnya!