in ,

Moderna Tarik Ratusan Ribu Dosis Vaksin COVID-19 di Eropa

Moderna tidak mengungkapkan apa yang telah ditemukan di dalam botol vaksin mereka.

CakapCakapCakap People! Moderna Inc mengatakan pada Jumat, 8 April 2022, pihaknya menarik kembali 764.900 dosis vaksin COVID-19 yang dibuat oleh produsen kontrak Rovi setelah sebuah botol ditemukan terkontaminasi oleh benda asing.

Tidak ada masalah keamanan yang diidentifikasi, Moderna mengatakan banyak yang telah didistribusikan di Norwegia, Polandia, Portugal, Spanyol dan Swedia pada bulan Januari, melansir Straits Times.

Pembuat obat itu mengatakan kontaminasi tersebut ditemukan hanya dalam satu botol, dan itu membuat mereka menarik semua dosis karena “sangat berhati-hati”.

Moderna tidak mengungkapkan apa yang telah ditemukan di dalam botol vaksin mereka.

Vaksin COVID-19 Moderna
Lebih dari 900 juta dosis vaksin COVID-19 Moderna telah diberikan di seluruh dunia hingga saat ini. [Foto: REUTERS]

Pihak berwenang Jepang tahun lalu menangguhkan penggunaan beberapa dosis vaksin, yang kemudian ditarik kembali oleh Moderna, setelah penyelidikan menemukan adanya kontaminan baja tahan karat di beberapa botol.

Lebih dari 900 juta dosis vaksin COVID-19 Moderna telah diberikan di seluruh dunia hingga saat ini.

Moderna mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka tidak percaya bahwa kontaminasi menimbulkan risiko bagi botol lainnya.

Efektivitas Vaksin COVID-19 Turun Usai 6 Bulan, Perlindungan Terbaik Ditawarkan Moderna

Mengutip Republika, sebuah studi baru yang digagas oleh tim dokter dan ilmuwan di Providence Research Network melacak efektivitas vaksin COVID-19. Utamanya, dalam mencegah infeksi parah yang mengakibatkan rawat inap.

Temuan studi telah dirilis di The Lancet Respiratory Medicine. Penelitian menunjukkan penurunan efektivitas perlindungan vaksin secara substansial setelah enam bulan, jika tidak dilakukan suntikan booster.

Riset memeriksa data dari hampir 50 ribu pasien yang dirawat di rumah sakit antara April hingga November 2021. Berdasarkan studi, vaksin 94 persen efektif mencegah rawat inap 50-100 hari setelah pasien menerima suntikan.

Efektivitas itu turun menjadi 80,4 persen 200-250 hari kemudian, dengan penurunan yang lebih cepat lagi setelah 250 hari. Studi juga mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan penurunan efektivitas vaksin.

Faktor risiko utama untuk infeksi terobosan (breakthrough infection) yang parah termasuk usia lanjut (umur di atas 80 tahun) serta penyakit penyerta, seperti kanker, transplantasi, penyakit ginjal kronis, hipertensi, atau gagal jantung. Beberapa faktor lain yakni jumlah waktu yang telah berlalu sejak divaksinasi dan jenis vaksin yang didapat.

Moderna Inc tarik ratusan ribu vaksinnya di Eropa
Ilustrasi virus corona [Foto: Reuters]

Studi juga menemukan bahwa vaksin Moderna menawarkan perlindungan keseluruhan terbaik dari waktu ke waktu. Vaksin Pfizer-BioNTech menawarkan perlindungan awal yang setara dengan Moderna, tetapi kemudian menurun lebih cepat.

Penerima vaksin Janssen (Johnson & Johnson) memiliki peluang lebih tinggi mengalami infeksi terobosan parah dibandingkan Moderna.

Kepala petugas klinis Providence, Amy Compton-Phillips, menyampaikan bahwa data tersebut membantu tim peneliti memahami perbedaan mendasar.

Khususnya, perbedaan antara memudarnya perlindungan berdasarkan jenis vaksin dan mengidentifikasi faktor risiko utama untuk infeksi terobosan parah. Hasilnya bisa digunakan untuk membantu menginformasikan penargetan program penguat vaksin potensial.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Indonesia

Arab Saudi Buka 1 Juta Kuota Haji, Menag: Calhaj Indonesia Bisa Berangkat

Kota Shanghai

Shanghai Akan Longgarkan Penguncian Ketat untuk Daerah Bebas COVID-19