in ,

CEO MAG: Malaysia Airlines Harus Ditutup Jika Restrukturisasi Utang Gagal

CEO Malaysia Aviation Group (MAG) Izham Ismail mengatakan bahwa pihaknya “tidak punya pilihan selain menutupnya” jika lessor memutuskan untuk tidak mendukung rencana restrukturisasi utang.

CakapCakapCakap People! Malaysia Airlines harus ditutup jika lessor (perusahaan pemberi sewa pesawat) memutuskan untuk tidak mendukung rencana restrukturisasi terbarunya. Demikian diungkapkan CEO induk maskapai itu pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.

Penolakan terhadap rencana restrukturisasi yang dilakukan oleh sekolompok perusahaan leasing itu telah menghadapkan maskapai negara Malaysia itu pada pertarungan di masa depan, Reuters melaporkan pada hari Jumat, 9 Oktober 2020.

Melansir laporan Reuters, CEO Malaysia Aviation Group (MAG) Izham Ismail mengatakan bahwa pihaknya “tidak punya pilihan selain menutupnya” jika lessor memutuskan untuk tidak mendukung rencana restrukturisasi utang.

Foto: businesstraveller.com

“Ada kreditur yang sudah setuju. Ada yang masih menolak, dan kelompok lain masih 50:50,” kata Izham dalam wawancara dengan The Edge.

“Saya perlu mendapatkan 50:50 yang (bergabung) dengan mereka yang telah setuju. Saya mengerti jumlah kreditur yang cukup besar telah setuju.”

Izham mengatakan rencananya adalah untuk merestrukturisasi neraca maskapai selama lima tahun, mencapai titik impas pada 2023 dengan asumsi bahwa permintaan di pasar domestik dan Asia Tenggara kembali ke level 2019 pada kuartal kedua dan ketiga tahun 2022.

Rencana tersebut juga akan membutuhkan suntikan dana segar dari pemegang saham, dana negara Khazanah Nasional, untuk membantu maskapai tersebut selama 18 bulan ke depan.

Malaysia Aviation Group (MAG), perusahaan induk maskapai Malaysia Airlines, tidak segera menanggapi pertanyaan Reuters melalui surel yang dikirimkan.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Pixabay]

Lessor yang mengklaim mewakili 70% pesawat dan mesin yang disewakan kepada grup Malaysia Airlines menyebut rencana itu “tidak tepat dan cacat fatal” dan berjanji untuk menantangnya, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut dan surat dari firma hukum London yang dilihat oleh Reuters.

MAG sebelumnya telah memperingatkan lessor bahwa Khazanah akan menghentikan pendanaan grup dan memaksanya ke dalam proses penutupan jika rencana restrukturisasi gagal.

Izham mengatakan lessor perlu membuat keputusan paling lambat 11 Oktober 2020, sehingga maskapai dapat memutuskan apakah akan melanjutkan rencana restrukturisasi atau “melaksanakan Rencana B”.

Izham mengatakan Plan B dapat melibatkan pengalihan sertifikat operator penerbangan (AOC) Malaysia Airlines ke maskapai baru dengan nama berbeda, atau memanfaatkan AOC dari maskapai saudara Firefly dan MASwings.

“Jika Anda bertanya kepada saya, apakah Plan B dapat dipercaya? Tentu saja. Kami memiliki semua keahlian yang telah disiapkan.”

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Unjuk Rasa Tentang UU Cipta Kerja Bisa Picu Gelombang Infeksi COVID-19 di Indonesia

4 Film Terbaik Karya Raditya Dika Ini Wajib Kamu Tonton, Diadaptasi dari Novelnya!