in ,

AS Pertimbangkan Beri Izin Diplomat Keluar dari China Karena Aturan COVID-19 Ketat

Tindakan atau aturan ketat tersebut di antaranya adalah wajib masuk ke klinik demam COVID-19 dan pemisahan dari anak-anak.

CakapCakapCakap People! Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan apakah akan mengizinkan para diplomat Amerika dan keluarga mereka di China untuk meninggalkan negara itu karena ketidakmampuan pemerintah AS untuk mencegah otoritas China menerapkan tindakan pengendalian pandemi yang mengganggu mereka. Demikian beberapa sumber mengatakan kepada Reuters.

Dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa Kedutaan Besar AS di China pada Senin, 24 Januari 2022, telah mengirim permintaan ke Washington untuk izin keluar secara resmi, ketika China meningkatkan protokol pengendalian COVID-19 menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing dalam waktu kurang dari dua minggu.

Petugas polisi mengenakan masker, menyusul wabah penyakit coronavirus (COVID-19), berjaga di luar Kedutaan Besar AS di Beijing, China 12 September 2020. [Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins]

Sumber tersebut, yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah ini, menambahkan bahwa beberapa staf kedutaan kesal karena pemerintah AS tidak mau atau tidak dapat membebaskan pejabat Amerika dari tindakan karantina yang ketat yang diberlakukan China terhadap mereka.

Tindakan atau aturan ketat tersebut di antaranya adalah wajib masuk ke klinik demam COVID-19 dan pemisahan dari anak-anak.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, 25 Januari 2022 bahwa status operasi di kedutaan dan konsulatnya di China tidak berubah.

“Setiap perubahan dalam status operasi seperti ini hanya akan didasarkan pada kesehatan, keselamatan, dan keamanan rekan-rekan kami dan anggota keluarga mereka,” kata juru bicara departemen.

Kementerian luar negeri China tidak segera membalas permintaan komentar.

Satu orang sumber mengatakan Kedutaan Besar AS melakukan survei internal yang menunjukkan bahwa sebanyak 25 persen staf dan anggota keluarga akan memilih untuk meninggalkan China sesegera mungkin.

Karantina rumah untuk para diplomat harus menjadi persyaratan dasar, dan masuk ke klinik dan rumah sakit demam China harus bersifat sukarela, kata orang itu, menambahkan bahwa pemerintah AS seharusnya memberlakukan tindakan pembalasan untuk persyaratan tersebut tetapi AS tidak melakukannya.

Sumber kedua mengatakan kepemimpinan kedutaan telah gagal mendapatkan jaminan yang sesuai dari China tentang perlakuan diplomat AS selama pandemi.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Pada bulan-bulan awal pandemi, pemerintah AS mengevakuasi sekitar 1.300 diplomat AS dan anggota keluarga dari China, dan kedua pemerintah tetap menemui jalan buntu selama berbulan-bulan karena prosedur pengujian dan karantina bagi para pejabat.

China mewajibkan diplomat asing untuk mematuhi aturan pengendalian pandemi seperti karantina dan pengujian pada saat kedatangan, meskipun beberapa utusan asing tidak harus memasuki hotel karantina yang ditunjuk pemerintah.

China dengan cepat meningkatkan langkah-langkah untuk memblokir penyebaran COVID-19 lebih lanjut ketika pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 4 Februari semakin mendekat, meskipun wabah virus telah bertahan di seluruh kota.

Satu distrik di Beijing pada hari Selasa memulai putaran baru untuk melakukan tes COVID-19 terhadap sekitar 2 juta penduduknya.

Tabloid nasionalis China, Global Times, menyebut bahwa pertimbangan Departemen Luar Negeri AS atas kebijakan tersebut sebagai “trik kotor” yang dimaksudkan untuk mengganggu tuan rumah Olimpiade China.

Amerika Serikat memimpin beberapa negara sekutu dan mitra dalam boikot diplomatik Olimpiade dengan alasan adanya genosida berkelanjutan yang dilakukan pemerintah China terhadap kelompok Uyghur dan kelompok Muslim lainnya di wilayah barat Xinjiang.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Tiga skenario WHO

Dokumen: Pendanaan AS untuk WHO Turun 25 Persen Selama Pandemi

Korea Laporkan Rekor Lebih dari 13.000 Kasus COVID-19 Sehari untuk Pertama Kalinya