in ,

600 Kali Lebih Manis dari Gula, Ini 3 Risiko Konsumsi Pemanis Buatan Sukralosa

Sukralosa bisa mengurangi sensitivitas insulin dan meningkatkan kadar gula darah dan insulin.

CakapCakapCakap People! Sukralosa adalah pemanis buatan yang tingkat kemanisannya lebih tinggi dibanding gula pasir dan aspartan. Asupan ini hanya bekerja untuk menambah rasa manis tanpa memengaruhi kadar gula darah dan kalori dalam tubuh.

Mengutip dari laman Cleveland Clinic, sukralosa dibuat dari gula asli yang mengalami perubahan kimia, sehingga menjadi 600 kali lebih manis dari gula tanpa kalori.

Sukralosa disukai karena tidak meninggalkan rasa pahit. Pemanis buatan ini hadir dalam berbagai produk, seperti permen karet, minuman manis bebas gula, es krim, dan yogurt. Karena tahan panas, sukralosa juga bisa digunakan dalam makanan yang dipanggang.

Meskipun sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa sukralosa tidak mengandung efek negatif, namun penelitian lain menunjukkan bahwa sukralosa dapat berisiko untuk tubuh.

 600 Kali Lebih Manis dari Gula, Ini 3 Risiko Konsumsi Pemanis Buatan Sukralosa
Ilustrasi permen karet

Melansir dari laman Healthline, berikut beberapa risiko yang dapat muncul saat mengonsumsi pemanis buatan sukralosa:

1. Efek pada gula darah dan insulin

Sebagian besar penelitian menunjukan bahwa mengonsumsi sukralosa setiap hari tidak berdampak pada metabolisme gula atau sensitivitas insulin pada orang dewasa yang sehat.

Namun, beberapa penelitian lain menemukan hasil yang bertentangan, sebuah studi mencatat bahwa sukralosa dapat mengurangi sensitivitas insulin dan meningkatkan kadar gula darah dan insulin.

2. Sukralosa yang dipanggang tidak baik untuk tubuh

Sukralosa dianggap tahan panas dan baik untuk memasak dan memanggang. Namun, penelitian terbaru telah menantang pernyataan ini. Tampaknya pada suhu tinggi, sukralosa mulai rusak dan dapat berinteraksi dengan bahan lain.

Satu studi tahun menemukan bahwa memanaskan sukralosa dengan gliserol, senyawa yang ditemukan dalam molekul lemak, menghasilkan zat berbahaya yang disebut kloropropanol. Zat-zat ini dapat meningkatkan risiko kanker.

3. Mempengaruhi kesehatan usus

Sebuah studi menemukan bahwa mengonsumsi 20 persen dari asupan harian yang dapat diterima untuk sukralosa per hari tidak berpengaruh pada bakteri menguntungkan di usus. Bakteri ini dapat meningkatkan pencernaan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko banyak penyakit.

Namun, meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi sucralose jangka pendek tidak mungkin mempengaruhi kesehatan usus, penelitian terbaru pada hewan tentang asupan sukralosa jangka panjang menemukan bahwa hal ini mengandung efek negatif.

Sebagai contoh, sebuah studi pada tikus menunjukkan bahwa 6 bulan konsumsi sukralosa dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus dan meningkatkan peradangan. Karena itu, diperlukan lebih banyak studi tentang efek jangka panjang sukralosa pada kesehatan usus pada manusia.

SUMBER ARTIKEL

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

WHO Tidak Sarankan Pemanis Buatan untuk Kontrol Berat Badan

WHO Tidak Sarankan Pemanis Buatan untuk Kontrol Berat Badan

BMKG Ungkap Daftar Kota Paling Panas di Indonesia, Capai 38 Derajat Celsius

BMKG Ungkap Daftar Kota Paling Panas di Indonesia, Capai 38 Derajat Celsius