in ,

Tiga Skenario WHO untuk Keluar dari Fase Darurat Pandemi

ga skenario WHO yang dimaksud terdiri atas skenario biasa, terbaik, dan buruk.

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 30 April 2022, merilis rencana terbaru untuk COVID-19, menjabarkan strategi utama yang, jika diterapkan pada 2022, akan memungkinkan dunia mengakhiri fase darurat pandemi. Rencana tersebut mencakup tiga skenario WHO tentang bagaimana virus dapat berkembang di tahun mendatang.

“Berdasarkan apa yang kita ketahui sekarang, skenario yang paling mungkin adalah virus COVID-19 terus berkembang, tetapi tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya berkurang seiring waktu karena kekebalan meningkat karena vaksinasi dan infeksi,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat briefing, seperti dilaporkan Reuters.

Tiga skenario WHO yang dimaksud terdiri atas skenario biasa, terbaik, dan buruk. Untuk skenario standar (base-case scenario), yang berfungsi sebagai model kerja WHO, virus ini bisa menyebabkan wabah yang tidak terlalu parah dengan lonjakan penularan berkala saat kekebalan menurun.

Tiga skenario WHO
Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di pintu masuk gedung WHO, di Jenewa, Swiss, 20 Desember 2021. [Foto: REUTERS/Denis Balibouse]

Vaksin booster mungkin diperlukan bagi mereka yang paling berisiko. Virus kemungkinan akan jatuh ke dalam pola musiman, dengan puncaknya di bulan-bulan yang lebih dingin, mirip dengan influenza.

Dalam skenario terbaik WHO, varian covid di masa depan akan secara signifikan kurang parah, perlindungan dari keparahan penyakit akan bertahan lama tanpa perlu booster atau perubahan yang signifikan pada vaksin yang telah ada saat ini.

Sementara dalam skenario terburuk, virus berubah menjadi ancaman baru yang sangat menular dan mematikan. Dalam skenario ini, vaksin akan kurang efektif dan kekebalan dari keparahan penyakit serta kematian akan berkurang dengan cepat, sehingga membutuhkan perubahan signifikan pada vaksin saat ini dan suntikan booster untuk kelompok rentan.

Untuk membantu mengakhiri keadaan darurat, WHO meminta negara-negara untuk melanjutkan atau meningkatkan kemampuan pengawasan virus sehingga perubahan virus terpantau. Hal ini sekaligus meningkatkan deteksi long COVID dan mengurangi kecacatan jangka panjang setelah pandemi berakhir.

Negara-negara juga harus terus melakukan pengujian diagnostik untuk SARS-CoV-2, yang membantu mengidentifikasi kasus individu dan memandu pengambilan keputusan di tingkat masyarakat, dan untuk melacak evolusi virus dalam populasi hewan.

WHO juga terus mendorong capaian vaksinasi 70 persen populasi dunia, dengan fokus pada mereka yang paling rentan terhadap penyakit parah dan kematian.

Laporan tersebut mengakui bahwa vaksin terbukti kurang efektif daripada yang diharapkan dalam mengurangi penularan varian Omicron, meski target masih tetap relevan.

Gejala COVID-19 dan Alergi Kian Mirip, Kenali Perbedaannya
Ilustrasi virus corona [Foto: Reuters]

Hingga akhir Maret 2022, lebih dari 11 miliar dosis vaksin COVID-19 telah disalurkan secara global. Tetapi sekitar 36 persen dari populasi global belum menerima dosis pertama.

“Saya pikir apa yang ditata adalah pendekatan yang resonable, tingkat tinggi, dan komprehensif,” kata David Dowdy, ahli epidemiologi penyakit menular di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.

“Apakah itu membuat kita keluar dari fase akut atau tidak, mungkin lebih bergantung pada virus dan penerapan pendekatan ini daripada dokumen itu sendiri. Tapi saya pikir dokumen itu adalah awal yang baik,” katanya.

Laporan tersebut, Rencana Kesiapsiagaan, Kesiapan dan Respons Strategis, adalah yang ketiga di WHO, dan kemungkinan akan menjadi yang terakhir, kata Tedros. Laporan pertama WHO dirilis pada awal pandemi, pada Februari 2020.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

e-HAC

Berlaku Mulai 5 April, Inilah SE Satgas COVID-19 Tentang Protokol Perjalanan Luar Negeri

Kasus Harian Virus Corona Korea Selatan Tetap di Angka 200.000 untuk Hari Kedua Berturut-turut