Sumeria Adalah Kerajaan Pertama di Semesta Jagat yang Riwayatnya Nyaris Terlalaikan

CakapCakap – Cakap People, Indonesia memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan kerajaan yang tersebar di seantero nusantara. Contohnya adalah Kerajaan Majapahit yang berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1527 M.

Kerajaan Padjajaran yang berdiri pada tahun 1030-1579 M, Kerajaan Kutai Kertanegara yang berubah menjadi kerajaan Islam pada 1575. Namun tak hanya di Indonesia, di berbagai wilayah di dunia juga memiliki kerajaan.

Seperti Inggris Raya contohnya, selama abad ke-19, Britania Raya yang diperintah dari London, Inggris. Wilayahnya membentang hingga lima benua. Ratu Elizabeth II adalah kepala negara resmi, akan tetapi bangsanya diatur oleh perdana menteri dan parlemen.

Kerajaan Thailand yang dulunya Kerajaan Siam kini menjadi kerajaan modern. Kerajaan tersebut mengakhiri monarki absolut ditahun 1932 dan memilih demokrasi dengan pemimpin terpilih dan pengadilan hukum.

Lalu dimana kerajaan pertama di dunia?

Kerajaan paling awal di dunia berkembang pada ribuan tahun lalu, saat para pemimpin mulai menguasai kota serta permukiman. Penguasa kerajaan mulanya memberikan perlindungan kepada penduduk, dan sebagai imbalan maka rakyat harus membayar pajak atau layanan kepada sang raja.

Disadur Kompas dari National Geographic, kerajaan pertama didirikan sekitar 3000 sebelum Masehi di Sumeria dan Mesir. Sumer terletak di antara Sungai Trigis dan Efrat di Irak. Orang Sumeria memiliki bahasa tertulis sendiri. Mereka melakukan proyek konstruksi pertama, seperti saluran irigasi dan kuil besar yang disebut dengan Ziggurat.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan Kerajaan Sumeria berdagang bahkan berperang dengan wilayah-wilayah tetangga. Kerajaan tersebut mempunyai lebih dari 100 ribu penduduk, inilah yang menjadikan Sumeria menjadi salah satu kerajaan kuno terbesar di dunia.

Sampai saat ini masih ada beberapa kerajaan yang bertahan ditengah modernisasi. Kerajaan tersebut diperintah secara mutlak oleh seorang raja, di antaranya Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi, Raja Mswati III dari Swaziland, dan Raja Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam.

Kerajaan tersebut memiliki badan legislatif dan perangkat hukum, yang menjadikan raja sebagai pemangku otoritas terakhir. Namun ada yang bertindak sebagai kerajaan konstitusional. Artinya Raja atau ratu bertindak sebagai kepala negara seremonial, dengan tanggung jawab publik dan tidak memiliki otoritas politik yang besar.