in ,

Studi Kesehatan China: Kasus COVID-19 Wuhan Mungkin 10 Kali Lebih Tinggi dari yang Dilaporkan

China tidak memasukkan kasus asimtomatik alias tanpa gejala klinis dalam penghitungan resminya, yang juga dapat menjelaskan perbedaan antara total kasus yang terkonfirmasi dan jumlah sebenarnya yang terinfeksi.

CakapCakapCakap People! Jumlah kasus virus corona di kota Wuhan, tempat wabah pertama kali terdeteksi, mungkin 10 kali lebih tinggi dari angka resmi. Demikian menurut sebuah studi yang dilakukan oleh otoritas kesehatan China di Wuhan.

Channel News Asia melaporkan, Rabu, 30 Desember 2020, sekitar 4,4 persen dari 11 juta penduduk kota Wuhan telah mengembangkan antibodi terhadap patogen yang menyebabkan COVID-19 pada bulan April, menurut laporan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China (CDC).

Angka itu berkorelasi dengan sekitar 480.000 infeksi di Wuhan pada April, hampir 10 kali lipat dari penghitungan resmi hingga saat ini dari 50.000 kasus di kota China tengah.

Wisatawan di stasiun kereta di Yichang, China, sekitar 200 mil dari Wuhan. Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada hari Sabtu, 25 Januari 2020, menandai musim perjalanan tersibuk di kawasan ini. [Foto: CHINATOPIX via Associated Press]

China telah menghadapi rentetan kritik di dalam dan luar negeri atas penanganan awal virus tersebut, termasuk upaya untuk membungkam pelapor dan tidak melaporkan kasus apa pun selama berhari-hari di awal Januari 2020 di tengah konsultasi politik tingkat tinggi.

Pada hari Senin, 28 Desember 2020, jurnalis warga (citizen journalist) Zhang Zhan dipenjara selama empat tahun karena melaporkan kondisi di dalam Wuhan selama puncak wabah.

Perbedaan yang terungkap oleh data CDC mungkin “menunjukkan potensi pelaporan yang kurang karena kekacauan pada akhir Januari dan awal Februari, ketika sejumlah besar orang tidak diuji atau tidak diuji secara akurat untuk COVID-19”, kata Huang Yanzhong, senior fellow untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR), kepada AFP.

Tidak memasukkan kasus asimtomatik

CDC menambahkan, hanya 0,44% populasi di Provinsi Hubei di luar Wuhan yang menunjukkan antibodi untuk virus corona. Ini menunjukkan, penguncian 77 hari di Wuhan mungkin telah membantu mencegah penyebaran COVID-19.

Temuan survei terhadap lebih dari 34.000 orang di seluruh negeri yang CDC lakukan pada April lalu baru mereka rilis pada Senin, 28 Desember 2020, malam.

Ilustrasi virus corona. [Foto: CNN]

China tidak memasukkan kasus asimtomatik alias tanpa gejala klinis dalam penghitungan resminya, yang juga dapat menjelaskan perbedaan antara total kasus yang terkonfirmasi dan jumlah sebenarnya yang terinfeksi.

Jumlah total kasus virus corona di China mencapai 87.027 dengan 4.634 kematian, menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional pada Rabu, 30 Desember 2020.

Bahkan di Wuhan “angkanya tidak setinggi di kota New York (23% pada September), yang mungkin menunjukkan upaya penahanan pemerintah (China) cepat dan efektif,” kata Huang.

Para pejabat juga bergegas menguji puluhan juta orang untuk membasmi wabah kecil lokal.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Israel Sambut Kedatangan Mantan Mata-Matanya di Amerika Setelah Dipenjara 30 Tahun

Konfirmasi Kasus Pertama Varian Baru Virus Corona, Taiwan Beli 20 Juta Dosis Vaksin