in ,

Singapura Tangkap Warganya yang Menjadi Mata-Mata China di Amerika Serikat

“Singapura tidak akan membiarkan warga negara kami disubversi atau digunakan oleh aktor asing mana pun untuk kegiatan yang merugikan keamanan dan kepentingan nasional kami,” kata ISD.

CakapCakapCakap People! Pihak berwenang Singapura menangkap seorang pria sekembalinya ke negara itu pada Rabu, 30 Desember 2020, setelah dia dipenjara karena melakukan kegiatan mata-mata untuk China di Amerika Serikat. Singapura mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki apakah pria tersebut menimbulkan risiko keamanan.

Reuters melaporkan, pria tersebut adalah Dickson Yeo, yang adalah merupakan warga negara Singapura. Ia kembali ke Singapura setelah menjalani hukuman penjara di Amerika Serikat karena bertindak sebagai agen ilegal intelijen China.

Dickson Yeo. [Foto: Facebook via todayonline.com]

Departemen Keamanan Dalam Negeri (ISD) akan mewawancarai Yeo untuk mengetahui apakah dia terlibat dalam kegiatan yang merugikan keamanan Singapura atau tidak, demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan.

“Singapura tidak akan membiarkan warga negara kami disubversi atau digunakan oleh aktor asing mana pun untuk kegiatan yang merugikan keamanan dan kepentingan nasional kami,” kata ISD.

“Pemerintah memandang sangat serius terhadap setiap warga Singapura yang menjalin hubungan klandestin dengan pemerintah asing dan terlibat dalam kegiatan spionase atau subversif atas perintah kekuatan asing,” lanjutnya, seraya menambahkan individu-individu tersebut akan ditangani sesuai dengan peraturan hukum setempat.

Israel sambut mantan mata-matanya di Amerika setelah dipenjara 30 tahun

Sementara itu di Israel, Jonathan Pollard, seorang mantan analis Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang menjadi mata-mata Israel di Amerika,  tiba di Tel Aviv, Israel pada Rabu, 30 Desember 2020, setelah menjalani hukuman 30 tahun penjara. Kedatangannya disambut hangat oleh Perdana Menteri Isarel, Benjamin Netanyahu.

“Kami sangat senang bisa pulang setelah 35 tahun,” kata Pollard, yang lahir di AS tetapi diberikan kewarganegaraan Israel selama di penjara. “Tidak ada yang lebih bangga pada negara atau pemimpin ini selain kami,” ujarnya, dikutip The Guardian.

Setelah ditangkap oleh agen FBI pada tahun 1985 setelah gagal mencari perlindungan di kedutaan Israel di Washington, Pollard dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 1987 setelah mengaku bersalah karena menyebarkan rahasia militer AS ke Israel. Israel meminta maaf kepada sekutunya itu karena merekrut Pollard. Pemerintah AS berturut-turut menolak permintaan Israel untuk memberinya grasi.

Pollard kemudian dibebaskan pada 2015 secara bersyarat. Keputusan Departemen Kehakiman AS bulan lalu untuk membiarkan larangan perjalanan lima tahun persyaratan pembebasan bersyarat dianggap beberapa pihak sebagai hadiah perpisahan untuk Israel dari pemerintahan Presiden Donald Trump.

Jonathan Pollard, telah lama menyuarakan keinginannya untuk beremigrasi ke Israel, yang memberinya kewarganegaraan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Epidemiolog: Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia Meledak dalam 2 Minggu jika ...

Lebih dari 40 Persen Perusahaan Teknologi Jepang Pindah dari China Dengan Alasan Keamanan

Siapkan Diri, Calon Penerima Vaksin Akan Mendapat SMS Mulai Hari Ini!