in ,

Presiden Indonesia dan PM Malaysia Mengungkapkan Keprihatinan atas Kudeta Myanmar, Serukan Pertemuan ASEAN

Usai pertemuan, Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama mengatakan: “Kami berharap perbedaan politik (di Myanmar) dapat diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku.

CakapCakapCakap People! Mengekspresikan keprihatinan atas kudeta militer di Myanmar, Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, telah menyerukan pertemuan khusus para menteri luar negeri ASEAN untuk membahas situasi tersebut secara mendalam.

Melansir laporan The Straits Times, PM Muhyiddin Yassin, dalam perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri sejak menjabat pada Maret tahun lalu, bertemu dengan Presiden Joko Widodo, di istana negara di Jakarta pada Jumat, 5 Februari 2021.

Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin saat bertemu di Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 5 Februari 2021. [FOTO: REUTERS]

Usai pertemuan, Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama mengatakan: “Kami berharap perbedaan politik (di Myanmar) dapat diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Untuk menunjukkan visi masyarakat ASEAN, penting bagi kita semua untuk terus menghormati prinsip-prinsip Piagam ASEAN, terutama asas rule of law, good governance, demokrasi dan hak asasi manusia serta pemerintahan konstitusional,” tambahnya.

PM Muhyiddin berkata: “Seperti Indonesia, Malaysia juga serius dengan situasi politik saat ini di Myanmar yang merupakan langkah mundur dalam proses demokrasi negara.

“Dikhawatirkan kerusuhan politik di Myanmar dapat mempengaruhi perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.”

Muhyiddin, yang berada di Jakarta atas undangan Presiden Jokowi, tiba pada Kamis, 4 Februari 2021, di bawah protokol kesehatan COVID-19 yang ketat. Ia didampingi rombongan kecil pejabat senior yang dipimpin Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein.

Dalam pernyataan mereka, kedua pemimpin itu menegaskan kembali hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia, dengan Presiden Jokowi mengatakan kepada PM Muhyiddin bahwa mereka “dapat saling menelepon kapan saja”.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin saat menerima sambutan kehormatan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Merdeka di Jakarta pada 5 Februari 2021. [FOTO: EPA-EFE / Istana Kepresidenan Indonesia]

Presiden Jokowi menggambarkan pertemuan empat mata dengan pemimpin Malaysia itu dengan “baik, terbuka dan komprehensif”. Mereka membahas berbagai masalah, termasuk Laut Cina Selatan dan kampanye anti-minyak sawit, khususnya di Eropa, Australia dan Oseania.

Malaysia adalah mitra dagang terbesar kelima Indonesia, dengan perdagangan bilateral senilai US$ 16,5 miliar pada 2019, dan investor terbesar keenam dengan investasi US$ 1,35 miliar pada tahun yang sama, angka dari Kementerian Luar Negeri Indonesia menunjukkan.

Warga Malaysia juga menjadi kelompok wisatawan terbesar ke Indonesia pada 2019, dengan 2,98 juta pengunjung.

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan dalam siaran persnya bahwa Indonesia selalu menjadi tujuan pertama kunjungan resmi perdana menteri setelah menjabat.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Para Jenderal Myanmar Mematikan Internet saat Ribuan Orang Turun Ke Jalan Menentang Kudeta

Remaja Inggris yang Koma Selama 11 Bulan Akhirnya Terbangun:’Ini Hampir Seperti Dia Tidur Melewati Seluruh Waktu Pandemi’