in ,

Pemimpin Protes Anti Pemerintah Thailand Dirawat di Rumah Sakit Setelah 46 Hari Mogok Makan

Dia dirawat di rumah sakit sehari setelah departemen mengatakan kondisinya normal.

CakapCakapCakap People! Seorang pemimpin protes anti-pemerintah Thailand yang ditahan dalam penahanan pra-persidangan atas tuduhan menghina monarki negara itu telah dirawat di rumah sakit setelah 46 hari melakukan mogok makan. Demikian disampaikan departemen koreksi pada hari Jumat, 30 April 2021.

Reuters melaporkan, Parit “Penguin” Chiwarak telah kehilangan berat badan lebih dari 12 kg dan sekarang beratnya 94,5 kg, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa pihaknya mengaku khawatir dia bisa mengalami syok jika kondisinya memburuk dan membutuhkan perawatan khusus.

Pemimpin protes anti-pemerintah yang ditangkap Parit “Penguin” Chiwarak menunjukkan penghormatan tiga jari saat dia tiba di pengadilan pidana untuk menghadapi dakwaan lese majeste di Bangkok, Thailand, 15 Maret 2021. REUTERS / Jorge Silva

Dia dirawat di rumah sakit sehari setelah departemen mengatakan kondisinya normal.

Ibu Parit, Sureerat Chiwarak, pada Kamis mengatakan kondisinya semakin memburuk. Kesehatannya menjadi trending issue di media sosial Thailand.

Dia mencari jaminan untuk putranya pada hari Jumat, permintaan yang ke-10, dan mencukur kepalanya di depan pengadilan untuk memprotes apa yang dia katakan sebagai ketidakadilan. Pada hari Kamis pengadilan menolak permintaan jaminan, dengan mengatakan alasan sebelumnya masih berlaku.

Setiap penghinaan yang dirasakan terhadap monarki Thailand dapat dihukum hingga 15 tahun penjara di bawah hukum lese majeste.

“Saya hanya seorang ibu yang mencintai anaknya. Anak saya tidak melakukan kesalahan, dia hanya berbeda pendapat. Dia belum menerima keadilan,” katanya.

Pengadilan menetapkan sidang jaminan pada 6 Mei 2021, yang menurut pengacaranya Krisadang Nutcharat sebagai pertanda positif karena pengadilan sebelumnya tidak menetapkan tanggal sidang.

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn. Setiap penghinaan yang dirasakan terhadap monarki Thailand dapat dihukum hingga 15 tahun penjara di bawah hukum lese majeste. [Foto: Reuters]

Parit muncul sebagai pemimpin dalam protes yang dipimpin pemuda tahun lalu terhadap pemerintah pensiunan jenderal Prayuth Chan-ocha, yang merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih dalam kudeta 2014 dan tetap sebagai perdana menteri setelah pemilu 2019.

Para pemimpin protes juga menyerukan reformasi monarki dan penghapusan hukum lese majeste. Tindakan hukum sedang dilakukan terhadap puluhan demonstran atas seruan tersebut.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

UNDP: Hampir Setengah dari Populasi Myanmar Berisiko Jatuh Miskin pada 2022

Aktivis HK Joshua Wong Dihukum Karena Hadiri Rapat Umum 4 Juni