in ,

Mengenal Grebeg Syawal yang Akan Digelar Keraton Yogyakarta Besok

Tradisi ini dilakukan setiap tahun pada 1 Syawal

CakapCakapCakap People! Grebeg Syawal adalah salah satu tradisi yang diadakan di Keraton Yogyakarta untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi yang dilakukan setiap tahun pada 1 Syawal ini merupakan wujud syukur “ngarso dalem” atas berakhirnya bulan Ramadan.

Wakil Penghageng KHP Widya Budaya Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rinta Iswara menjelaskan bahwa Grebeg adalah salah satu upacara yang secara rutin dilakukan oleh keraton hingga saat ini.

Kata “Grebeg” berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti “berjalan bersama-sama di belakang Ngarsa Dalem” atau seseorang yang dianggap seperti Ngarsa Dalem.

Menurutnya, Grebeg Syawal yang diadakan di Keraton adalah Hajad Dalem, yaitu sebuah upacara budaya yang diselenggarakan oleh Keraton untuk memperingati hari besar agama Islam, seperti Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Mengenal Grebeg Syawal yang Akan Digelar Keraton Yogyakarta Besok
Abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti upcara adat Tumplak Wajik di Kompleks Keraton Yogyakarta, Rabu 19 April 2023. Upacara Tumplak Wajik yang menjadi penanda dimulainya pembuatan gunungan Gerebeg Syawal itu tahun ini kembali digelar secara luring dan dihadiri masyarakat umum setelah tiga tahun tidak diadakan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Apa yang dilakukan saat Grebeg Syawal?

Dalam Grebeg Syawal, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengadakan upacara adat yang melibatkan para abdi dalem dan masyarakat sekitar.

Upacara dimulai dengan perarakan gunungan yang dibuat dari berbagai bahan, seperti nasi, bunga, sayur, buah, kain, dan berbagai barang lainnya. Gunungan-gunungan ini melambangkan berkat dan hasil panen yang dipersembahkan kepada Sultan dan masyarakat.

Terdapat lima gunungan yang diarak pada perayaan Grebeg Syawal, yaitu Gunungan Utama, Gunungan Banteng, Gunungan Jaran Kepang, Gunungan Bregodo, dan Gunungan Barong. Masing-masing gunungan memiliki simbol dan filosofi yang berbeda.

“Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton sesuai dengan urutan tadi,” kata Rinta Iswara.

Selama perarakan gunungan, masyarakat di sekitar Keraton berbondong-bondong untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam acara tersebut. Tidak hanya itu, para pengunjung juga dapat mencicipi hidangan khas Yogyakarta yang disajikan di tenda-tenda yang berjejer di sekitar Keraton.

Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People! 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Lebih Dari 2,5 juta Muslim Hadiri Khataman Alquran di Masjidil Haram

Lebih Dari 2,5 juta Muslim Hadiri Khataman Alquran di Masjidil Haram

Inilah Tradisi Lebaran di Sejumlah Negara, Ada yang Berbagi Cokelat

Inilah Tradisi Lebaran di Sejumlah Negara, Ada yang Berbagi Cokelat