in ,

Lonjakan Kasus COVID di Indonesia, Disebabkan Peningkatan Testing dan Tracing

Kenaikan kasus konfirmasi harian COVID-19 terus terjadi dalam satu minggu terakhir.

CakapCakapCakap People! Kenaikan kasus konfirmasi harian COVID-19 terus terjadi dalam satu minggu terakhir. Kemarin angka kasus harian mencapai 12.422. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga terus menggenjot upaya testing dan tracing sebagai bentuk usaha deteksi dini.

Seiring dengan terus terjadinya kenaikan kasus dalam satu minggu terakhir, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid selaku juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, menyampaikan bahwa memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir.

“Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar dr. Nadia, seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes, 31 Januari 2022.

Sejumlah petugas tenaga kesehatan bersiap untuk didekontaminasi usai bertugas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis, 12 November 2020. [Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/nz]

dr. Nadia mengatakan bahwa untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

“Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” tambah dr. Nadia.

Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terang dr. Nadia.

Kenaikan angka kasus dalam satu minggu terakhir telah diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan COVID-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

“Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan COVID-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur. Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” papar dr. Nadia.

Agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, dr. Nadia meminta agar masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan.

“Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” tutup dr. Nadia.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Italia Laporkan 104.065 Kasus COVID-19 pada Hari Minggu & 235 Kematian

China Laporkan 37 Kasus Baru COVID-19 di Antara Personel Olimpiade