Indonesia Laporkan Kematian Harian COVID-19 Tertinggi Sejak Wabah Dimulai

CakapCakap – Cakap People! Indonesia melaporkan 221 kematian akibat virus corona pada hari Minggu, 20 Desember 2020. Ini merupakan jumlah kematian harian tertinggi sejak wabah dimulai dan 26 persen lebih tinggi dari rekor sebelumnya.

Indonesia saat ini berada dalam periode paling mematikan dari wabah tersebut, dengan jumlah kematian harian mencapai tiga digit selama 29 hari terakhir. Ini untuk pertama kalinya Indonesia mencatat lebih dari 200 orang meninggal karena virus corona dalam waktu 24 jam.

Tertinggi satu hari sebelumnya adalah 175 kematian yang dilaporkan pada 11 Desember.

Negara ini telah mencatat total 19.880 kematian hingga hari Minggu, atau 3 persen dari keseluruhan kasus. Telah terjadi rata-rata 147 kematian per hari sejak awal bulan Desember, atau total telah menambahkan 2.935 kematian akibat COVID-19 dari 1 Desember-20 Desember.

Jumlah kematian yang memecahkan rekor pada hari Minggu terutama disebabkan oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua provinsi ini menyumbang 60 persen dari total kematian COVID-19 secara nasional.

Jawa Tengah melaporkan 73 kematian pada Minggu, sehingga totalnya menjadi 2.843, menjadi provinsi dengan jumlah korban tertinggi ketiga dalam wabah di Indonesia.

Jawa Timur mencatat 60 kematian pada Minggu, sehingga total menjadi 5.210, tertinggi nomor satu di antara provinsi lain di Indonesia.

Jakarta mencatat total 3.072 kematian pada Minggu, setelah menambahkan 19 orang yang meninggal akibat COVID-19.

Kasus Melonjak

Indonesia menambahkann Sebanyak 6.982 kasus baru virus corona dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 664.930 pada Minggu.

Jumlah total kasus COVID-19 aktif mencapai 103.239 atau 15,5 persen dari keseluruhan kasus yang dikonfirmasi.

Jakarta, rumah bagi 24,5 persen dari keseluruhan kasus COVID-19 secara nasional, menambahkan 1.592 kasus baru pada Minggu, sehingga total menjadi 163.111. Transmisi baru telah berputar di luar kendali di ibu kota sejak pertengahan November.

Rata-rata tujuh hari di Jakarta mencetak rekor baru selama empat hari terakhir. Jakarta telah menambahkan lebih dari 26.000 kasus sejak 1 Desember.

Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan mengalami lonjakan terbesar dalam kasus virus baru – ketiganya telah mencatat lebih banyak kasus COVID-19 dalam 20 hari terakhir dibanding total jumlah kasus bulanan sebelumnya.

Jawa Timur baru saja mengakhiri rekor rekor rata-rata mingguan yang berlangsung selama 20 hari berturut-turut.

Jawa Timur telah menambahkan 13.391 kasus month to date sehingga totalnya menjadi 75.274 pada Minggu. Sebagai perbandingan, provinsi ini mencatat 9.418 kasus sepanjang bulan November.

Jawa Barat merebut kembali peringkat ketiga provinsi dengan kasus terbanyak dari Jawa Tengah karena lonjakan dramatis kasus baru yang telah dimulai sejak awal bulan ini.

Jawa Barat saat ini memiliki total 73.948 kasus pada Minggu, meningkat 1.052 dari total sehari sebelumnya. Provinsi terpadat di negara ini baru saja menempati urutan kedua setelah Jakarta di mana mencatatjumlah kasus harian rata-rata lebih dari 1.000 bulan ini.

Sulawesi Selatan telah memecahkan rekornya sendiri untuk jumlah kasus harian tertinggi COVID-19 tiga kali bulan ini dengan tetap di tempat kelima sebagai provinsi yang terkena dampak terparah setelah Jawa Tengah.

Sulawesi Selatan mencatat rata-rata 255 kasus per hari sejak 1 Desember sehingga total kasus COVID-19 menjadi 25.763 hingga hari Minggu. Bulan lalu, Sulawesi Selatan rata-rata hanya mencatat 77 kasus per hari.

Kalimantan Timur juga mengalami peningkatan kasus baru dengan rata-rata 223 kasus per hari sampai saat ini, sehingga jumlah kasus positif menjadi 24.081 hingga hari Minggu.

Setidaknya tiga provinsi lain secara konsisten melaporkan angka harian tiga digit dalam beberapa minggu terakhir untuk memunculkan hotspot baru, termasuk Banten, Yogyakarta, dan Kalimantan Tengah.

Banten sekarang memiliki total 16.163 kasus hingga hari Minggu, hanya 13 di bawah jumlah total Bali di tempat terakhir dari sepuluh besar. Hanya sebulan lalu, kedua provinsi itu terpecah sekitar 1.600 kasus, melansir Jakarta Globe.