in ,

CCDE: Vaksin COVID-19 Harus Punya Tingkat Kemanjuran 50 Persen Agar Bisa Disetujui untuk Digunakan

Saat ini, empat kandidat vaksin China sedang dalam tahap pengujian terakhir di Uni Emirat Arab, Brasil, Arab Saudi dan Indonesia.

CakapCakapCakap People! Regulator obat di China mengatakan bahwa kandidat vaksin COVID-19 harus memiliki tingkat kemanjuran 50 persen dan bisa memberi pengguna setidaknya enam bulan kekebalan dari virus jika vaksin tersebut ingin disetujui di negara tersebut.

Sebuah draf dokumen yang dikeluarkan oleh Pusat Evaluasi Obat China (Chinese Centre for Drug Evaluation / CCDE) memaparkan pedoman tersebut, menetapkan bahwa meskipun tingkat kemanjuran 50 persen adalah batas minimum, targetnya adalah bahwa vaksin harus efektif untuk 70 persen populasi.

Ilustrasi botol vaksin COVID-19. [Foto via Elite Readers]

Penggunaan darurat vaksin yang telah mencapai tingkat kemanjuran minimum tetapi belum menyelesaikan fase akhir uji klinis juga bisa disetujui, menurut dokumen CCDE. Fase akhir dari uji coba ini dapat memakan waktu hingga satu tahun untuk diselesaikan, tetapi para pemimpin negara bagian sangat ingin meluncurkan vaksin yang berhasil secepat mungkin.

Tingkat kemanjuran yang diuraikan tersebut adalah mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), South China Morning Post melaporkan.

CCDE mengatakan telah mengembangkan standarnya setelah melihat saran WHO dan berkonsultasi dengan lebih dari 50 ahli dan 37 tim sains.

Kabar tersebut muncul saat empat kandidat vaksin China sedang dalam tahap pengujian terakhir di Uni Emirat Arab, Brasil, Arab Saudi dan Indonesia.

China termasuk di antara beberapa negara, termasuk AS dan Rusia, memimpin perlombaan untuk menghasilkan vaksin virus corona pertama yang efektif. Menurut draf data yang dirilis oleh WHO Kamis, 13 Agustus 2020, saat ini terdapat 29 kandidat vaksin dalam evaluasi klinis.

Kementerian Kesehatan Rusia pada Selasa, 11 Agustus 2020, menyetujui vaksin pertama untuk digunakan yang diberi nama Sputnik V, meskipun faktanya vaksin itu belum memasuki tahap akhir uji klinis. Produksi vaksin dimulai pada Sabtu, menurut kementerian Kesehatan.

“Saya pikir ini benar-benar menakutkan. Ini benar-benar berisiko,” kata Dr. Daniel Salmon, direktur Institut Keamanan Vaksin di Universitas Johns Hopkins, kepada The New York Times setelah pengumuman Rusia.

Ilustrasi virus corona. [Foto: NEXU Science Communications via Reuters]

Operation Warp Speed, inisiatif yang didukung Gedung Putih untuk menghasilkan vaksin yang layak, telah memilih tiga kandidat untuk menerima dana federal untuk uji coba Fase 3.

Dr. Anthony Fauci, ahli penyakit menular terkemuka di AS, telah menyatakan bahwa AS akan memiliki vaksin yang aman tersedia pada akhir 2020 atau awal tahun depan.

Paul Mango, seorang pejabat senior di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, mengatakan kepada wartawan hari Kamis bahwa orang Amerika dapat mengharapkan dosis akan siap dalam waktu sekitar lima bulan.

“Kita berada di jalur yang tepat untuk mengirimkan ratusan juta dosis pada Januari 2021,” kata Mango, seraya menambahkan bahwa vaksin itu akan gratis bagi semua orang Amerika.

“Kita harapkan setiap orang Amerika tidak hanya akan mendapatkan vaksin gratis yang didistribusikan ke banyak outlet yang berbeda tetapi juga tidak perlu membayar untuk administrasi vaksin itu,” ujarnya, seperti dilansir Newsweek, Minggu, 16 Agustus 2020.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Perusahaan Swasta hingga BUMN Adakan Job Fair Online di Bulan Ini, Catat Tanggalnya!

5 Rahasia Bahaya Minum Air Kemasan Botol yang Harus Kamu Ketahui