in ,

‘Beri Kami Vaksin’: WHO Memohon Kepada Negara Kaya; Karena Negara-negara Miskin Sangat Kekurangan Dosis

“Perbedaannya adalah antara si kaya dan si miskin yang sekarang benar-benar mengekspos ketidakadilan dunia kita – ketidakadilan, ketidaksetaraan, mari kita hadapi itu,” katanya.

CakapCakapCakap People! Negara-negara kaya membuka kesempatan masyarakat dan memvaksinasi kaum muda yang tidak berisiko besar dari COVID-19, sementara negara-negara termiskin sangat kekurangan dosis. Demikian disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat, 25 Juni 2021, mengutuk kegagalan global.

Situasi di Afrika, di mana infeksi baru dan kematian melonjak hampir 40 pesrsen minggu lalu dibandingkan dengan minggu sebelumnya, “sangat berbahaya” karena varian Delta menyebar secara global, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip Reuters.

“Dunia kita gagal, sebagai komunitas global kita gagal,” katanya dalam konferensi pers.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara selama pertemuan bilateral dengan Menteri Dalam Negeri dan Kesehatan Swiss Alain Berset di sela-sela pembukaan Majelis Kesehatan Dunia ke-74 di markas besar WHO, di Jenewa, Swiss, 24 Mei 2021. [Foto: Laurent Gillieron/Pool via REUTERS]

Tedros, yang merupakan orang Etiopia, mengecam negara-negara yang tidak disebutkan namanya karena keengganan mereka berbagi dosis dengan negara-negara berpenghasilan rendah. Dia membandingkannya dengan krisis HIV/AIDS, ketika beberapa orang berpendapat bahwa negara-negara Afrika tidak dapat menggunakan perawatan yang rumit.

“Maksud saya sikap itu harus menjadi sesuatu dari masa lalu,” kata Tedros. “Masalahnya sekarang adalah masalah pasokan, beri kami vaksin saja.”

“Perbedaannya adalah antara si kaya dan si miskin yang sekarang benar-benar mengekspos ketidakadilan dunia kita – ketidakadilan, ketidaksetaraan, mari kita hadapi itu,” katanya.

Ilustrasi. [Foto: AFP]

Banyak negara berkembang jauh lebih baik daripada negara-negara industri dalam melakukan vaksinasi massal terhadap populasi mereka terhadap penyakit menular dari kolera hingga polio, kata pakar darurat utama WHO Mike Ryan.

“Tingkat paternalisme, tingkat pola pikir kolonial yang mengatakan ‘kami tidak bisa memberi Anda sesuatu karena kami takut Anda tidak akan menggunakannya’. Maksudku, yang benar saja, di tengah pandemi?”

COVAX, dijalankan bersama oleh aliansi vaksin GAVI dan WHO, telah mengirimkan 90 juta dosis vaksin COVID-19 ke 132 negara sejak Februari, tetapi menghadapi masalah pasokan besar sejak India menangguhkan ekspor vaksin.

“Kami melalui COVAX bulan ini nol dosis vaksin AstraZeneca, nol dosis vaksin SII (Serum Institute of India), nol dosis vaksin J&J (Johnson & Johnson),” kata Bruce Aylward, penasihat senior WHO.

“Situasinya sekarang sangat buruk.”

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Varian Delta Menyebar; Penerima Vaksin COVID-19 J&J Perlu Tambahan Suntikan Booster

Peneliti China: Antibodi yang Dipicu Oleh Vaksin COVID-19 China Kurang Efektif pada Varian Delta