in ,

Badan Intelijen Korea Selatan: Korea Utara Mencoba Curi Teknologi Vaksin COVID-19 Pfizer

Tahun lalu, tersangka peretas Korea Utara mencoba membobol setidaknya sembilan perusahaan kesehatan, termasuk Johnson & Johnson, Novavax Inc, dan AstraZeneca.

CakapCakapCakap People! Badan Intelijen Korea Selatan (National Intelligence Service – NIS) mengungkapkan bahwa Korea Utara mencoba mencuri teknologi vaksin COVID-19 dengan meretas Pfizer Inc. Demikian kantor berita Yonhap melaporkan pada hari Selasa, 15 Februari 2021, seperti dilansir Reuters.

Yonhap Korea Selatan tidak melaporkan kapan dugaan peretasan itu terjadi atau apakah peretasan tersebut berhasil dilakukan.

Kantor Pfizer di Asia dan Korea Selatan belum memberikan komentar.

Ilustrasi. Badan Intelijen Korea Selatan menyebutkan Korea Utara mencoba mencuri teknologi vaksin COVID-19 dengan meretas Pfizer Inc. [Foto: Reuters]

Tahun lalu, tersangka peretas Korea Utara mencoba membobol setidaknya sembilan perusahaan kesehatan, termasuk Johnson & Johnson, Novavax Inc, dan AstraZeneca.

Badan intelijen Korea Selatan mengatakan telah menggagalkan upaya Korea Utara untuk meretas perusahaan Korea Selatan yang mengembangkan vaksin virus corona.

Spionase digital terhadap badan kesehatan, ilmuwan vaksin, dan pembuat obat telah meningkat selama pandemi COVID-19 ketika kelompok peretas yang didukung negara berjuang untuk mendapatkan penelitian dan informasi terbaru tentang wabah tersebut.

Korea Utara sering dituduh beralih ke pasukan peretas untuk mengisi kas pemerintah yang kekurangan uang di tengah sanksi internasional yang melarang sebagian besar perdagangan internasional dengan negara tersebut.

Pakar kesehatan mengatakan bahwa para peretas negara itu mungkin lebih tertarik untuk menjual data vaksin yang dicuri daripada menggunakannya untuk mengembangkan vaksin di negaranya sendiri.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Korea Utara diperkirakan akan menerima hampir 2 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford COVID-19 pada paruh pertama tahun ini melalui program berbagi vaksin COVAX.

Sejauh ini, Korea Utara belum mengonfirmasi adanya infeksi virus corona di sana, tetapi NIS mengatakan wabah di sana tidak dapat dikesampingkan karena negara itu memiliki perdagangan aktif dan keluar masuknya atau pertukaran orang-ke-orang dengan China sebelum menutup perbatasan pada awal 2020.

NIS mengungkapkan bahwa istri pemimpin Kim Jong Un, Ri Sol Ju, yang tidak terlihat di depan publik selama lebih dari setahun, masih tetap tak terlihat guna menghindari risiko infeksi COVID-19, menurut laporan Yonhap.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Junta Militer Myanmar Kembali Padamkan Internet Untuk Bendung Aksi Protes yang Terus Berlanjut

Militer Myanmar Jamin Gelar Pemilihan Umum Baru; Pengunjuk Rasa Blokir Layanan Kereta Api