in ,

Aktivitas Seks Bisa Jadi Pengganti Olahraga, Benarkah?

CakapCakap – Semua orang pastinya sudah paham dan menyadari bahwa olahraga memiliki banyak sekali manfaat bagi tubuh manusia, terutama dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Apalagi jika dilakukan secara rutin dan teratur. Cakap People sendiri pun mungkin juga punya jadwal olahraga yang tetap. Namun, tidak semua orang bisa berolahraga seperti yang diharapkan. Mungkin ada yang karena malas, tetapi sering kali karena memang tidak punya waktu lagi untuk berolahraga.

Rangkaian seks bisa dianggap sebagai olahraga, meski tidak selalu punya manfaat setara. Via hellosehat.com

Nah, bagi yang sudah berumah tangga, apakah aktivitas seks bersama pasangan bisa jadi pengganti olahraga, mengingat kegiatan itu pun juga termasuk aktivitas fisik? Menurut Dr Christopher Vincent, dokter spesialis olahraga dan salah seorang pendiri pusat kesehatan di Santa Monica, Altus Sports Institute, rangkaian seks mulai dari foreplay hingga intercourse sebenarnya memang bisa dianggap sebagai olahraga, meski tidak selalu punya manfaat setara, seperti dimuat dalam laman Vice.com.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Pertama, apakah aktivitas seksnya mempengaruhi denyut jantung, otot, dan otak. “Jika hubungan seks kamu penuh gerak tubuh dan pasanganmu juga sering bergerak, ya itu sudah pasti bisa dianggap olahraga. Dari sisi fisik, ada dua bagian yang harus terjadi untuk dianggap olahraga, yaitu adaptasi kardiovaskular dan otot,” ungkap Dr Vincent. Pendek kata, aktivitas seks memang bisa saja dianggap sebagai olahraga, di mana pengalaman seksual jadi pengganti nge-gym misalnya. Tapi belum tentu juga manfaat yang didapatkan benar-benar sama.

Ahli kesehatan menyebut kalori yang dibakar ketika bercinta setara dengan berolahraga. Via hellosehat.com

Beberapa ahli kesehatan pun memang menyebut kalori yang dibakar ketika bercinta setara dengan berolahraga, seperti dilaporkan oleh laman Kompas.com. Respons fisiologi saat berhubungan seks ternyata sama dengan olahraga. Studi landmark pada dekade 1960-an telah membuktikan bahwa orang yang berhubungan seks akan mengalami peningkatan pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Semua ini tanda-tanda tubuh bekerja di tingkat yang lebih tinggi, sama seperti saat olahraga.

Dalam penelitian terbaru, lagi-lagi ditemukan peningkatan bermakna pada penanda stres fisiologis, seperti detak jantung dan tekanan darah. Membandingkan ini dengan yang terjadi selama olahraga, aktivitas seksual menghasilkan kadar sedang stres fisik sampai 75 persen dari olahraga maksimal. Nah, jadi Cakap People sudah merasa cukup dengan aktivitas seks, atau masih butuh berolahraga?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ingat! Tak Ada Kata Terlambat untuk Mulai Berolahraga

Deretan Tanaman Hias Berikut Dipercaya Bawa Hoki loh, Kamu Wajib Punya!