in ,

WHO: Remdesivir dan Hydroxychloroquine Terbukti tak Ada Efek pada Pengobatan COVID-19

Hasil uji coba sedang ditinjau untuk dipublikasikan di jurnal medis dan telah diunggah sebagai pracetak di medRxiv.

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa hanya dalam enam bulan, uji coba kontrol acak terbesar di dunia pada terapi COVID-19 telah menghasilkan bukti konklusif tentang keefektifan obat yang digunakan kembali untuk pengobatan COVID-19.

“Hasil sementara dari Solidarity Therapeutics Trial, yang dikoordinasikan oleh WHO menunjukkan bahwa rejimen remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir / ritonavir dan interferon tampaknya memiliki sedikit atau tidak ada efek pada kematian 28 hari atau penggunaan COVID-19 di rumah sakit di antara pasien rawat inap,” kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dirilis di website resminya, Jumat, 16 Oktober 2020.

FOTO FILE: Sebuah logo digambarkan di markas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, Kamis, 25 Juni 2020. [Foto: REUTERS / DENIS BALIBOUS]

Penelitian tersebut, yang dilakukan di lebih dari 30 negara, mengamati efek dari terapi perawatan ini pada mortalitas atau tingkat kematian secara keseluruhan, inisiasi ventilasi, dan durasi rawat inap pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Penggunaan obat lain, misalnya dalam pengobatan pasien di masyarakat atau untuk pencegahan, harus diperiksa dengan menggunakan uji coba yang berbeda.

WHO mengatakan bahwa kemajuan yang dicapai oleh Solidarity Therapeutics Trial menunjukkan bahwa uji coba internasional yang besar dimungkinkan, bahkan selama pandemi, dan ini untuk menjawab pertanyaan kritis kesehatan masyarakat tentang terapi dengan cepat dan andal.

Ilustrasi remdesivir. Hasil sementara dari Solidarity Therapeutics Trial, yang dikoordinasikan oleh WHO menunjukkan bahwa rejimen remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir / ritonavir dan interferon tampaknya memiliki sedikit atau tidak ada efek pada kematian 28 hari atau penggunaan COVID-19 di rumah sakit di antara pasien rawat inap, kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dirilis di website resminya, Jumat, 16 Oktober 2020. [Foto via Okezone.com]

Hasil uji coba sedang ditinjau untuk dipublikasikan di jurnal medis dan telah diunggah sebagai pracetak di medRxiv.

Platform Solidarity Therapeutics Trial siap untuk mengevaluasi dengan cepat pilihan pengobatan baru yang menjanjikan, dengan hampir 500 rumah sakit dibuka sebagai lokasi percobaan.

Obat antivirus, imunomodulator, dan antibodi monoklonal anti-SARS COV-2 yang lebih baru sekarang sedang dipertimbangkan untuk evaluasi.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Penjualan Senjata Api di AS Melonjak di Tengah Pandemi, Kerusuhan Sosial dan Ketakutan Pemilu

Indonesia Peringkat ke-8 dari 119 Negara untuk Misi Penjaga Perdamaian PBB