in ,

Toyota Mulai Membangun Kota ‘Pintar’ Untuk Menguji AI, Robot, dan Mobil Tanpa Pengemudi

Kota pintar Woven City ini dibangun di kaki bukit Gunung Fuji, Jepang, sekitar 60 mil dari Tokyo.

CakapCakapCakap People! Produsen mobil Toyota memulai pembangunan “kota masa depan” yang nantinya akan dihuni oleh 2.000 orang, di mana kota ini akan menguji kendaraan otonom, teknologi pintar, dan kehidupan dengan bantuan robot.

Proyek ambisius yang dinamakan Woven City ini telah dimulai dengan upacara peletakan batu pertama pada hari Selasa, 23 Februari 2021, menandai dimulainya pembanguna kota pintar itu yang akan menjadi ‘laboratorium hidup’.

Kota pintar Woven City ini dibangun di kaki bukit Gunung Fuji, Jepang, sekitar 60 mil dari Tokyo.

Woven City dibangun di kaki Gunung Fuji, Jepang. [Foto : Toyota Group / Bjarke Ingels]

Tahun lalu, saat mengumumkan proyek tersebut pada Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, CEO Toyota Akio Toyoda menggambarkan kota baru itu sebagai “laboratorium hidup” yang memungkinkan para peneliti, ilmuwan, dan insinyur untuk menguji teknologi yang sedang berkembang dalam “lingkungan kehidupan nyata”.

Mengutip CNN, Akio Toyoda mengatakan: “Dengan bangunan orang dan kendaraan yang semuanya terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui data dan sensor, kami akan dapat menguji teknologi AI, baik di dunia virtual maupun fisik, memaksimalkan potensinya,” katanya di atas panggung selama pembukaan Selasa, 8 Januari 2020. “Kami ingin mengubah kecerdasan buatan menjadi kecerdasan yang diperkuat.”

Pengembangan kota baru ini dilakukan di lahan seluas 175 hektar yang sebelumnya merupakan rumah bagi pabrik Toyota. Perusahaan itu menggambarkan kota itu sebagai kota yang “sepenuhnya berkelanjutan”.

Bangunan di kota sebagian besar akan dibangun dari kayu. [Foto: Toyota Group / Bjarke Ingels]

Proyek kota pintar ini akan didukung oleh sel bahan bakar hidrogen dan panel surya di atap gedung.

Hanya mobil yang sepenuhnya otonom dan tanpa emisi yang diizinkan beroperasi di jalanan kota tersebut. Armada kendaraan self-driving (tanpa pengemudi) yang dikenal sebagai Toyota e-Palettes akan digunakan untuk tujuan pengiriman dan ritel.

Saat dibuka, Woven City diharapkan menjadi rumah bagi sekitar 2.000 orang. Penghuni pertama adalah karyawan perusahaan dan keluarga mereka, serta pensiunan, retail, peneliti, dan mitra proyek lainnya, kata Toyota.

Proyek ini merupakan kolaborasi antara pembuat mobil Jepang dan firma arsitektur Denmark Bjarke Ingels Group (BIG), yang merancang rencana induk kota tersebut.

Bangunan di situs ini akan dibuat terutama dari kayu, dan sebagian dibangun menggunakan robotika. Tetapi desainnya juga melihat ke masa lalu Jepang untuk mendapatkan inspirasi, menggabungkan teknik sambungan tradisional dan karakteristik atap yang luas dari arsitektur negara tersebut.

Teknologi pintar akan meluas di dalam rumah penduduk, menurut Ingels, yang perusahaannya juga merancang 2 World Trade Center di New York, dan kantor pusat Google di London dan Silicon Valley.

Rumah akan menampilkan AI berkemampuan sensor yang dapat memantau persediaan dan bahkan kesehatan penghuni. [Foto : Toyota Group / Bjarke Ingels]

“Rumah di Woven City akan berfungsi sebagai tempat uji coba untuk teknologi baru, seperti robotika di rumah untuk membantu kehidupan sehari-hari,” kata arsitek tersebut.

“Rumah pintar ini akan memanfaatkan konektivitas lengkap menggunakan AI berbasis sensor untuk melakukan berbagai hal secara otomatis, seperti mengisi ulang lemari es, atau membuang sampah – atau bahkan menjaga kesehatan Anda.”

Fasilitas penyimpanan daya dan penyaringan air akan disembunyikan di bawah tanah. Di atas tanah, sementara itu, master plan BIG menampilkan alun-alun, taman, dan promenade bebas mobil, dengan Ingels menekankan pentingnya ruang publik dalam desainnya.

“Di era ketika teknologi, media sosial, dan ritel online menggantikan dan menghilangkan tempat pertemuan alami kita, Woven City akan mencari cara untuk merangsang interaksi manusia di ruang perkotaan,” katanya.

“Bagaimanapun, konektivitas manusia adalah jenis konektivitas yang memicu kesejahteraan dan kebahagiaan, produktivitas, dan inovasi.”

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Wartawan Sudah Mulai Divaksin, Presiden Jokowi Klaim Indonesia Sebagai Negara Terdepan dalam Vaksinasi Covid-19

Ribuan Pasien Menderita ‘Long COVID’, WHO: Berdampak Parah pada Kesehatan, Sosial, Ekonomi dan Pekerjaan