CakapCakap – Cakap People! Dulu, kebanyakan orang menilai seseorang menarik atau tidak dari fitur wajahnya. Tapi kini tidak lagi. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam British Journal of Psychology mengungkapkan bahwa yang membuat seseorang menarik bukan hanya wajah, melainkan perpaduan antara sifat-sifat yang sama, selera pribadi, dan bahkan hal-hal halus seperti cara seseorang bergerak, bau, atau berbicara.

New York Post melaporkan bahwa para ilmuwan awalnya menemukan bahwa orang cenderung lebih menyukai wajah yang simetris, fitur wajah yang tampak rata-rata, dan tanda-tanda kebugaran biologis. Pada dasarnya, hal itu semua merupakan sifat-sifat yang menunjukkan kesehatan dan gen yang baik.
Namun kini para ahli telah menemukan bahwa daya tarik lebih dari sekadar wajah tampan atau cantik. Hal itu diketahui setelah para peneliti mengamati bagaimana sifat-sifat di luar fisik, seperti suara, gerakan tubuh, dan bau badan, memengaruhi daya tarik seseorang secara psikologi.
Tim peneliti internasional ini merekrut 61 peserta yang memberikan foto, video, rekaman suara, dan bahkan sampel bau badan. Bau badan ini dikumpulkan dengan meminta peserta mengenakan bantalan keringat saat berolahraga. Dari situ, peneliti dapat mengetahui indra mana yang paling penting dan bagaimana mereka saling tumpang tindih.
Jika hanya melihat setiap atribut saja, suara merupakan indikator paling menentukan bahwa mereka menarik. Indikator yang paling lemah adalah bau badan dan penampilan. Ini artinya, meskipun seseorang tidak percaya diri dengan penampilan, orang-orang tetap dapat menganggapnya menarik karena alasan lain.
Lima Tanda Seseorang Menarik
Apa saja alasan itu? Psikolog mengungkapkan lima tanda bahwa seseorang dianggap menarik.
Pertama, orang-orang mengangkat mata mereka ketika melihat orang lain. “Ini dikenal sebagai kedipan alis, dan bisa menjadi indikasi bawah sadar akan ketertarikan atau rasa ingin tahu,” kata pakar kesehatan mental Francesca Tighinean dalam sebuah video TikTok yang sedang tren.
Kedua, orang lain berusaha keras untuk membantu. Itu terjadi karena daya tarik dikaitkan dengan kualitas-kualitas positif. “Kita cenderung secara tidak sadar bersikap lebih ramah dan murah hati kepada orang yang kita anggap menarik,” kata pakar tersebut.
Ketiga, kebanyakan berasumsi orang akan memberikan pujian atas orang yang menarik tetapi biasanya tidak demikian. Orang yang menarik justru jarang mendapat pujian. “Itu karena orang berpikir Anda sudah menyadari betapa menariknya Anda dan, oleh karena itu, mereka tidak perlu mengingatkan Anda tentang hal itu,” kata dia.
Keempat, Tighinean mengatakan orang asing menatap dan mempertahankan kontak mata yang lebih lama dan lebih sering dengan orang yang dianggap menarik.
Tanda kelima dan terakhir adalah orang-orang terkejut dengan rasa tidak aman atau insecure. “Respons ini sering kali menunjukkan bahwa mereka memandang Anda secara lebih positif daripada Anda memandang diri sendiri,” katanya.