in ,

Terbang dari Singapura Bakal Lebih Mahal pada 2026, Ini Penyebabnya!

Apa sebabnya?

CakapCakapCakap People! Mulai 2026, terbang dari Singapura akan lebih mahal daripada biasanya. Penumpang akan dikenai biaya tambahan yang ditujukan untuk dekarbonisasi dan kebutuhan bahan bakar ramah lingkungan.

Menurut Menteri Transportasi Chee Hong Tat, Singapura ingin memastikan bahwa 1 persen dari seluruh bahan bakar jet yang digunakan di Bandara Changi dan Bandara Seletar adalah Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) pada 2026. Semua penerbangan yang berangkat dari Singapura harus menggunakan bahan bakar SAF. Kementerian berencana untuk meningkatkan angka ini menjadi 3-5 persen pada 2030.

Terbang dari Singapura Bakal Lebih Mahal pada 2026, Ini Penyebabnya!
Ilustrasi

Saat ini, bahan bakar penerbangan berkelanjutan hanya menyumbang 0,2 persen dari penggunaan bahan bakar jet global. Pencapaian target 1 persen pada 2026 akan menghasilkan harga tiket pesawat yang lebih tinggi bagi wisatawan yang melakukan penerbangan keluar dari Singapura.

Cetak biru Sustainable Air Hub

Inisiatif ramah lingkungan ini merupakan bagian dari cetak biru Sustainable Air Hub yang diresmikan oleh Menteri Transportasi Chee Hong Tat pada 19 Februari 2024, pada Changi Aviation Summit edisi kedua yang diadakan di Sands Expo and Convention Centre.

Cetak biru tersebut menguraikan 12 inisiatif penting untuk mengurangi emisi berbahaya di sektor penerbangan. Sasaran jangka menengahnya adalah mengurangi emisi karbon hingga 326 kiloton per tahun pada 2030. Pengurangannya ditargetkan sebesar 20 persen dibandingkan pada 2019.

Dampak SAF pada tiket pesawat

Penumpang kelas ekonomi yang terbang dari Singapura ke Bangkok, Tokyo, dan London mungkin dikenakan tarif tambahan sebesar S$3 atau sekitar Rp35.000 untuk penerbangan jarak pendek, S$6 atau Rp70.000 untuk penerbangan jarak menengah, dan S$16 atau Rp186 ribu untuk penerbangan jarak jauh. Penumpang kelas premium akan membayar retribusi lebih tinggi.

“Penggunaan SAF merupakan jalur penting untuk dekarbonisasi penerbangan dan diharapkan dapat berkontribusi sekitar 65 persen pengurangan emisi karbon yang diperlukan untuk mencapai net zero pada 2050,” ungkap Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS), seperti dilansir CNBC.

CAAS akan terus berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan, dan akan mengumumkan rincian lebih lanjut pada tahun 2025, mendekati tanggal implementasi.

Bahan bakar ramah lingkungan ini biasanya berasal dari bahan limbah seperti minyak jelantah. Meskipun biayanya tiga hingga lima kali lebih mahal dibandingkan bahan bakar jet konvensional, ini merupakan salah satu cara bagus yang dipilih Singapura dalam dekarbonisasi industri penerbangan.

 

TRAVEL AND LEISURE | CHANNEL NEWS ASIA | TEMPO

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Resep Chicken Katsu Don ala Jepang, Cocok untuk Makan Siang

Ini Cara Cek Daftar Penerima BLT Bansos di cekbansos.kemensos.go.id

Gambar Semenanjung Korea Dihapus dari Situs Web Korea Utara, Perintah Kim Jong Un

Gambar Semenanjung Korea Dihapus dari Situs Web Korea Utara, Perintah Kim Jong Un